Cintamulah Nafas Rinduku
Rinduku selaksa angin yang tak henti Yaa Habiballah...!
Arsyun Azabalmaa-u [Tahta mengalir] diatas celah yang sempit, Namun
rinduku terasa selaksa Angin mendesir berulang kali, serasa tak jauh
mata memandang.
Sayangku !
wahai si-pipi merah [Khumairoh], Sungguh desis sepi jauh terasa tanpa
dirimu, anak batu ku tulis[Qolamun] seakan tiada lagi tinta yang bisa
terlihat samar diatas tulisanku dialtar-nya,tak habis ku tulis abadi. "
CINTAMULAH NAFAS RINDUKU"
Duhai Kayla [Bijaksana]
Cahayamu mahkota seindah rembulan, kekasih Abadi yang tak pernah puas kulukiskan. [Kekal] Azalun Azaliyyatun ya bibah.
Cintamulah Nafas Rinduku, yang tak habis dinadir ini tulus menjadi bulir-bulir hujan keabadian yang tak henti dikejauhan sini.
Cintamulah Nafas Rinduku, se-akan pascacinta tak pernah mati di setiap
Do'amu, tiada meredup seperti lilin yang tersentuh angin, tiada menyerah
seperti semangat kepompong untuk lahir indah sebagai kupu-kupu. tiada
merasa iba atas getir yang menyelimuti randu-randu hati.
Cahayaku...engkau letak Surgaku dimana engkau mencintai-ku karena-Nya,
tak mudah menyerah, tak mudah mengeluh, tak mudah mengungkap emosi jika
redup dalam hatiku termulai salah karena sesuatu.
Anti
tercinta...! dengarlah pilar sejuk yang terangkai dari setiap kisah kaki
melangkah. dengarlah intensif kasih yang terlantun darimu tiada tara.
dengarlah tafsir cinta yang tak hanya sabda engkau berikan.
Sangat
membuatku bangga, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti ku
melihat ajal, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti aku
melewati selembar rambut, dan karena engkau yang akan menolongku ketika
nanti jika takdir-ku adalah surga.
"entahlah jika aku tak layak mendapatkan itu ."
Sayang, Terimakasih yang terhatur dari rasa yang tiada batas kuukir
lagi, Tiada pernah habis tinta-tinta ini. hanya untuk mengungkap bangga
karena engkau Maglihai Sempurna. Titisan kasih yang tercipta hanya
untukku.
Sayang, khazanah pelita harap memadukannya menjagaku,
kau adalah angin Tuhan yang menyebarkan Rahmat berupa hujan kenikmatan.
Dan kaulah tanda-tanda kekuasaa-Nya sebagai angin sejuk yang membawa
kabar gembira.
Demi Angin yang menerbangkan debu (Q.S.Adz Dzariyaat:1)
ketauhilah debunya adalah aku serta engkau adalah Angin rahmat yang Tuhan kirimkan untukku.
Terimakasih Yaa Habiballah.
Peluk kasih selalu.
Al-kisah Mata Senja untuk Rindu selaksa Angin yang tak henti.
Rinduku selaksa angin yang tak henti Yaa Habiballah...!
Arsyun Azabalmaa-u [Tahta mengalir] diatas celah yang sempit, Namun rinduku terasa selaksa Angin mendesir berulang kali, serasa tak jauh mata memandang.
Sayangku ! wahai si-pipi merah [Khumairoh], Sungguh desis sepi jauh terasa tanpa dirimu, anak batu ku tulis[Qolamun] seakan tiada lagi tinta yang bisa terlihat samar diatas tulisanku dialtar-nya,tak habis ku tulis abadi. " CINTAMULAH NAFAS RINDUKU"
Duhai Kayla [Bijaksana]
Cahayamu mahkota seindah rembulan, kekasih Abadi yang tak pernah puas kulukiskan. [Kekal] Azalun Azaliyyatun ya bibah.
Cintamulah Nafas Rinduku, yang tak habis dinadir ini tulus menjadi bulir-bulir hujan keabadian yang tak henti dikejauhan sini.
Cintamulah Nafas Rinduku, se-akan pascacinta tak pernah mati di setiap Do'amu, tiada meredup seperti lilin yang tersentuh angin, tiada menyerah seperti semangat kepompong untuk lahir indah sebagai kupu-kupu. tiada merasa iba atas getir yang menyelimuti randu-randu hati.
Cahayaku...engkau letak Surgaku dimana engkau mencintai-ku karena-Nya, tak mudah menyerah, tak mudah mengeluh, tak mudah mengungkap emosi jika redup dalam hatiku termulai salah karena sesuatu.
Anti tercinta...! dengarlah pilar sejuk yang terangkai dari setiap kisah kaki melangkah. dengarlah intensif kasih yang terlantun darimu tiada tara. dengarlah tafsir cinta yang tak hanya sabda engkau berikan.
Sangat membuatku bangga, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti ku melihat ajal, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti aku melewati selembar rambut, dan karena engkau yang akan menolongku ketika nanti jika takdir-ku adalah surga.
"entahlah jika aku tak layak mendapatkan itu ."
Sayang, Terimakasih yang terhatur dari rasa yang tiada batas kuukir lagi, Tiada pernah habis tinta-tinta ini. hanya untuk mengungkap bangga karena engkau Maglihai Sempurna. Titisan kasih yang tercipta hanya untukku.
Sayang, khazanah pelita harap memadukannya menjagaku, kau adalah angin Tuhan yang menyebarkan Rahmat berupa hujan kenikmatan. Dan kaulah tanda-tanda kekuasaa-Nya sebagai angin sejuk yang membawa kabar gembira.
Demi Angin yang menerbangkan debu (Q.S.Adz Dzariyaat:1)
ketauhilah debunya adalah aku serta engkau adalah Angin rahmat yang Tuhan kirimkan untukku.
Terimakasih Yaa Habiballah.
Peluk kasih selalu.
Al-kisah Mata Senja untuk Rindu selaksa Angin yang tak henti.