Sabtu, 28 Juli 2012

SURAT CINTA untuk AKHWAT SHALIHAH

Cintamulah Nafas Rinduku

Rinduku selaksa angin yang tak henti Yaa Habiballah...!
Arsyun Azabalmaa-u [Tahta mengalir] diatas celah yang sempit, Namun rinduku terasa selaksa Angin mendesir berulang kali, serasa tak jauh mata memandang.

Sayangku ! wahai si-pipi merah [Khumairoh], Sungguh desis sepi jauh terasa tanpa dirimu, anak batu ku tulis[Qolamun] seakan tiada lagi tinta yang bisa terlihat samar diatas tulisanku dialtar-nya,tak habis ku tulis abadi. " CINTAMULAH NAFAS RINDUKU"

Duhai Kayla [Bijaksana]
Cahayamu mahkota seindah rembulan, kekasih Abadi yang tak pernah puas kulukiskan. [Kekal] Azalun Azaliyyatun ya bibah.

Cintamulah Nafas Rinduku, yang tak habis dinadir ini tulus menjadi bulir-bulir hujan keabadian yang tak henti dikejauhan sini.

Cintamulah Nafas Rinduku, se-akan pascacinta tak pernah mati di setiap Do'amu, tiada meredup seperti lilin yang tersentuh angin, tiada menyerah seperti semangat kepompong untuk lahir indah sebagai kupu-kupu. tiada merasa iba atas getir yang menyelimuti randu-randu hati.

Cahayaku...engkau letak Surgaku dimana engkau mencintai-ku karena-Nya, tak mudah menyerah, tak mudah mengeluh, tak mudah mengungkap emosi jika redup dalam hatiku termulai salah karena sesuatu.

Anti tercinta...! dengarlah pilar sejuk yang terangkai dari setiap kisah kaki melangkah. dengarlah intensif kasih yang terlantun darimu tiada tara. dengarlah tafsir cinta yang tak hanya sabda engkau berikan.
Sangat membuatku bangga, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti ku melihat ajal, karena engkau yang akan menolongku ketika nanti aku melewati selembar rambut, dan karena engkau yang akan menolongku ketika nanti jika takdir-ku adalah surga.

"entahlah jika aku tak layak mendapatkan itu ."

Sayang, Terimakasih yang terhatur dari rasa yang tiada batas kuukir lagi, Tiada pernah habis tinta-tinta ini. hanya untuk mengungkap bangga karena engkau Maglihai Sempurna. Titisan kasih yang tercipta hanya untukku.

Sayang, khazanah pelita harap memadukannya menjagaku, kau adalah angin Tuhan yang menyebarkan Rahmat berupa hujan kenikmatan. Dan kaulah tanda-tanda kekuasaa-Nya sebagai angin sejuk yang membawa kabar gembira.

Demi Angin yang menerbangkan debu (Q.S.Adz Dzariyaat:1)
ketauhilah debunya adalah aku serta engkau adalah Angin rahmat yang Tuhan kirimkan untukku.

Terimakasih Yaa Habiballah.
Peluk kasih selalu.
Al-kisah Mata Senja untuk Rindu selaksa Angin yang tak henti.

MENUNGGU

Meletihkan, membosankan bahkan menyakitkan. Tapi, dia adalah ciptaan Allah subuhanahu wa ta’la.

Inilah kenyataan tentang ....'MENUNGGU'.....

Sekalipun orang berusaha untuk lari dan menjauh darinya, menunggu tetap akan bergabung dalam frame hidup seseorang.
Dia akan ikut berbaur dalam warna hidup seseorang sebab memang tujuan penciptaannya sebagai penguji kualitas keimanan seseorang.

Memang tidak mudah untuk menunggu, tidak semudah kita mengucapkannya.

Tapi kita tak boleh untuk tidak berusaha mencontoh manusia-manusia mulia yang diciptakan Allah dalam usaha mereka untuk menunggu. Jika kita adil melihat, hampir tidak ada cela pada kesudahan menunggu sebab endingnya adalah kebahagiaan.

Lihatlah........!

Adakah yang dapat mengalahkan kebahagiaan Nabi Zakariyya ‘alaihi salam yang menyaksikan kelahiran buah hatinya Yahya ‘alaihi salam setelah berpuluh-puluh tahun ia berdo’a dan menunggu kepada Allah Jalla wa ‘Ala?

Lihatlah pula......!

Maryam ‘alaihi salam, adakah yang mengalahkan kebahagiaannya saat ia menyaksikan kelahiran Nabi Isa ‘alaihi salam setelah lama menunggunya?

Juga ketegaran Hajaar Ummu Isma’il yang setia menunggu sang suami tercinta Ibrahim ‘alaihi salam yang buahnya adalah kebahagiaan tiada terkira.

Lalu kebahagiaan Nabi Ayyub alaihi salam yang diuji dengan penyakit menular, berdoa dan setia menunggu hingga tujuh tahun lebih.

Dan resapi pula kebahagiaan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam beserta kaum muslimin yang setia menunggu datangnya penaklukkan kota Mekkah. Bukankah semua adalah buah dari setia mereka menunggu............?

Begitulah,........

semua keahagiaan itu didapat setelah dilanda kesulitan. Meraka menuainya setelah melewati musim paceklik.
Menuggu memang butuh kekuatan. Tidak sedikit keraguan datang menghantui dan melemahkan hati. Tidak ketinggalan juga kekhawatiran membisikkan kata-kata yang merapuhkan tiang istiqaamah. Keyakinan dan cara menjaga hati yang baik dengan rahmat dari-Nya mampu menyapu bersih semua cobaan tersebut.
__________________________________________________________________

BERSABARLAH................

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)

BERSYUKURLAH...............

“Karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

“Dan sesungguhnya kelapangan pasti datang setelah kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesulitan pasti disudahi dengan kemudahan.” (HR. Ahmad dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6806)

SADARILAH............

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Jangan bersedih,.........

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath-Thalaq: 7)

BERTAQWALAH............

“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)

“Sesungguhnya perintah Allah apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yasin: 82)

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (QS. Al-Hadiid: 22)
_____________________________________________________________________


Semoga Allah meneguhkan keimanan kita dan memberikan kemudahan beramal shaleh kepada kita semua.
Bagi kita yang sedang menanti....Menunggu....., semoga Allah senantiasa menjaga keistiqamahan kita pada Diinul mubarakah ini.

Jangan bosan menunggu –kebaikan- !! ^^

Sabtu, 07 Juli 2012

SEUMPAMA yang MENYAKITKAN

Curat-coretmu..
Merupakan...
Seumpama yang tepat...

Lalu ada basah meleleh dari celah Bumi..
Berderai-derai..
Hingga,
Pohon pun tak lagi kokoh...
Meranggas..
Terkulai layu...
 Daun-daun jatuh berguguran...
Dari ranting yang kering...

Hempasan angin datang menerjang..
Memusnahkan semua yang tersimpan lama...
Hilang tak tersisa...

Malam kian tenggelam...
Purnama tak mampu hilangkan hitam
Tersungkurku di bumi-Mu...
Dalam derai bening nan asin..
..:...........:..............................................................
.............................................................................
Pagi mulai turun...
Ku tersekap di antara reruntuhan..
Tak berdaya...
Tanpa-Mu yang slalu setia menemani..
Meniti hari-hariku..
Dalam suka, pun duka..
Tanpa-Mu..ku tlah lama mati...
Laa haulaa wa laa quwwataa illaa billaahi 'aliyyun 'Azhiim..

Maafkan lalaiku ya Allaah...
Ampuni dosa- dosa dan kebodohanku..
Jangan Kau tinggalkan..
Ku menuju akhir..
Perjalanan..pada-Mu..
Bersama-Mu...

WFB
Cjr, 070712

RINDU dalam LARA

Selalu saja luluh..
Saat mata terbuai rayuan aksara indah..
kepingan daya yang dulu berserak... Kini..
Meloncat-loncat..
Mencari tempat duduknya..
Lalu menyatu dalam Pesona mozaik...
Indahnya meredam amarah yang kian tenggelam...

Namun, sejauh mana semua mampu bertahan...
Saat bentangan lengan bertubi meradang...
Memorakkan cahaya...
Mendekap pedih
Menepikan hasrat..

Akh..
Ku tak peduli...
Indahmu kembali hadir..
Liwat gumam dalam aksara...
Satukan serakkan puing yang tercecer..
Dan pelataran malam kembali basah...

Bisik-Mu dalam sunyi, '' Aku mencintaimu,sungguh ''

Duuh....Selalu dan selalu..
Ingin kudekap haraf yang meresap.. bukan hanya sempat..Namun dimana...
Dimana engkau...kekasihku ?
di sini, Bisikmu masih mengiang...
Pada barisan aksara yang terlantun syahdu..

''Slalu kutunggu Engkau Duhai, kekasihku...
Di senja yang merona jingga...

Dengarlah bisikku..
''Di setiap senja, Aku slalu merindu-Mu ...''
.
.
.
.
.
.
W.F.B.
Cjr,070712