Minggu, 09 Desember 2012

EGKAULAH PAHLAWANKU SUAMIKU


ENGKAULAH PAHLAWANKU SUAMIKU

Oleh Wanita Fatimah Berkerudung


Di awal perjalan kita..kekasihku..
Langkah tertatih penuh letih..
Keringat terkucur deras dari tubuhmu nan perih
Demi sesuap nasi tuk kita selusuri hidup bersih

Saat itu tlah dua belas tahun kita kayuh bahtera nan bahagia
Hingga satu saat kau temukan berita
Untuk pelajar yang terputus cita
Lalu kau bimbing aku penuh cinta
Tuk arungi lautan ilmu nan berguna

Tiga tahun..kuselami kedalamannya
Hingga kumampu membuka jendela Dunia...
walau yang terlihat,
Hanya sebatas jelas dari yang luas tak terbatas..

Tentu dengan suka duka yang slalu mendampingi
Namun hasil yang kuraih membuatku berterima kasih
Kepadamu Sang Kekasih Sejati..dan..
kepadamu sang kekasih hati

Empat tahun terlewati
Kabar gembira menghampiri
Yang penuh suka cita kunanti
Ku diangkat sebagai pegawai negri

Dan...dua puluh delapan tahun sudah..
Masa baktiku pada Negara berakhir punah..
Walau masih bergairah mengulang asah
Perpisahan tak dapat dicegah
Yang kutrima dengan penuh pasrah
Dan berharap semua semangkin indah

"PAHLAWANKU adalah ENGKAU, SUAMIKU.
TERIMA KASIH...
Itulah ucapku sesungguh hati
Padamu wahai, Lelaki yang baik hati
Yang 'Tlah luruh patuh 'tuk dampingi aku penuh kasih"

"Tanpamu aku bukan siapa-siapa..
Hanya ibu rumah tangga biasa,..
Yang tak bisa apa-apa,
Namun dengan doronganmu yang luar biasa..
Kumerasa jadi ibu yang juga luar biasa"

Terima kasih ya, Allaah..
Telah engkau kirimkan lelaki sejati
Penggerak hati nan berbudi
Tuk slalu menemaniku dengan kasih dan sufortnya
Hingga kini ku masih bisa menuntut ilmu
Walau frestasi bukan tujuan kini

Pada-Mu ya, Robbii...
Balaslah amal baik suamiku
Dengan keindahan yang terindah
Dari-Mu yang Maha Indah
Dan bagiku sebagai anugrah
Moga menjadi berkah buatku beribadah
Alhamdulillaah.
.
.
.
.
.
.
WFB
Cjr,191012

PAGI yang INDAH Karya Wanita Fatimah Berkerudung

PAGI yang INDAH

Pagi nan bening, di bawah semburat jingga yang memancar dari sang surya yang mulai membias..
Seorang ibu sedang menyusuri jalan beraspal yang tak begitu mulus dengan cepat.. Dia ingin menghindari sinar yang sebentar lagi 'kan menyengat wajahnya yang mulai keriput... .
Dalam lamunannya terbayang..yang akan menerima paket yang baru saja dikirimkan akan kecewa saat tau apa yang diterimanya...
Ya, hanya pakaian bekas ngantornya dulu sebelum berganti dengan baju gombrangnya kini. Namun bekas tetaplah bekas walau baru dua kali dicuci... Betapa ingin dia memberikan yang baru namun keuangannya menjelang pensiun banyak berkurang karena untuk menutupi utang-utang ke temannya.
Dia bersyukur tak memiliki utang ke bank seperti yang lain yang kadang membuatnya bergidik jika mengingat dan berfikir dialah yang punya utang tsb.

''Bu... Bu....!" Tiba-tiba terdengar seseorang memanggilnya...

Ibu itu pun menolehkan wajahnya... Di depannya berdiri seoang laki-laki sekitar 33 tahunan.. Sosoknya mengingatkannya pada salah seorang anaknya, kurus..dengan wajah tirus..
Dilihatnya pria itu menjinjing kantong kresek hitam...

''Ya..ada apa ?'' tanyanya keheranan karena dia tak mengenal pria tersebut....

''Ini, Bu, saya mau jual beras...!'' jawab sang pria pelan... Kening si ibu berkerut..
Jadi yg dibawanya itu beras dan mau dijualnya ? Pikirnya.

''Untuk biaya istri saya ke bidan, Bu..'' lanjut sang pria sebelum si ibu menanyakan...

'' Berapa kilo semuanya ? Berapa harganya ?'' Tanya si ibu, datar... Sambil mengira-ngira.. Pikirnya paling beratnya sekitar 2 kg atau lebih dikit..

'' Berasnya sih sedikit, Bu. tapi saya perlu uang 48 ribu.. Kata Bu bidan harus segera diobati agar darahnya tak banyak keluar..!'' Pria itu menjelaskan..

"Siapa yang sakit ?" Tanya si ibu.

"Istri saya, Bu.." Jawab si pria,lirih.

''Sakit apa istrimu, Nak ?'' Kembali sang ibu bertanya, penasaran.

''Istri saya terpeleset, Bu.. Sedangkan dia lagi hamil 3 bulan anak pertama kami..'' jawabnya smakin lirih dan bergetar.

Haru menjalari hati si ibu tua..lalu tak trasa ada yang menyeruak dari dalam meliwati kerongkongan menuju matanya lalu bening membias di matanya membentuk kaca-kaca berkilau.... Terbayang bila kejadian seperti itu menimpa anaknya..

Ya , Allaah.. Aku tak tega..Serunya dalam hati..
Tak fikir panjang, dia ambil dompetnya..
Di sana terselip selembar 50 ribu. Hanya selembar itu.. Sedang di sakunya ada 19.700 kembalian ngirim paket tadi..
Alhamdulillaah ada buat pulang dan buat ongkos kuliah bungsunya besok 15 ribu.bisiknya dalam hati.
Uang disodorkannya pada pria itu yang segera sibuk mencari kembalian 2 ribu sambil menyodorkan kantong kreseknya.

'' Di rumahmu ada beras, Nak ?'' tanya si ibu.

''Gak ada, Bu.. Biarlah hari ini saya puasa..'' jawabnya pelan.

''Benarkah apa yang engkau katakan itu,Nak ?'' Tanya si ibu penuh selidik.

''Demi Allaah, Bu....bila saya bohong, AllOh akan mencelakakan saya....''
Bla...bla...bla....m­enyumpahi diri sediri. Hati si ibu tersekat.

''Saya berjanji, Bu,akan senantiasa mendo'akan ibu di setiap saya selesai shalat.. '' Lanjutnya dengan suara makin bergetar.

Dan haru si ibu makin menjadi-jadi... Sekuatnya dia tahan air bening yang mulai tergenang di sudut mata keriputnya.

''Bawalah beras ini ke rumahmu,Nak.. !" katanya sambil menyodorkan kantong kresek yang sempat berpindah tangan sebentar.

"Gak. Gak usah,Bu.. itu udah jadi milik ibu..!" dia berusaha menolak beras yang disodorkan si ibu.

"Ambillah,Nak... Tanaklah buat istrimu yang sedang sakit dan buatmu agar tak smua sakit." Si ibu bersikeras mengembalikan berasnya.

''Gak apa-apa, Bu.. Biarlah saya hari ini puasa,Bu..''
Sang pria masih mencoba menolak beras yang disodorkan si ibu sambil memberikan uang kembalian dua ribu.

''Tidak, Nak. Bawalah kembali berasmu juga kembaliannya ... Istrimu harus makan, juga engkau sebagai pencari nafkah harus bugar, jadi bawalah kembali berasmu dan cepat pasak!" Setengah maksa si ibu memberikan kantong kreseknya.

"Semoga istrimu cepat pulih dan kandungannya terselamatkan,ya.. Maaf ya Nak, ibu tak bisa menambahi."­ Suaranya bergetar saat mengucapkannya. Dia menyesal tak memiliki banyak uang.
Tiba-tiba sang pria merangkul tangan si ibu sambil menciumnya.

''Sudahlah gak apa-apa..cepatlah pulang. Kasihan istrimu menunggumu !'' Sambil ditepuk-tepuknya pundak pria itu menyuruhnya pulang.

Lalu dengan cepat si ibu membalikkan badan setelah mendo'akan si pria itu dan..tak mau menoleh lagi..takut ketahuan yang tadi ditahannya akan segera tumpah ruah..
Ya, dia menangis... membayangkan keadaan keluarga pria muda tersebut dan fikirannya berandai-andai.. Andai seperti itu terjadi pada dirinya atau keluarganya...

"Jangan sampai ya, Allaah...!"pekiknya dalam hati sambil menyusut air matanya yang mulai membentuk sungai di pipinya. Takut ketahuan siswa yang mulai berdatangan dan beriringan dengannya.

Ingat pria tadi, hatinya berdo'a.. Bila yang dilakukan pria tadi benar, semoga ada dalam rahmat-Nya.. Istrinya kembali sehat..dan mereka diberi kesabaran,,
Namun bila yang dilakukannya adalah modus baru untuk menipu, semoga secepatnya Allaah menyadarkannya.. Dan yang lebih si ibu inginkan, adalah kejadian seperti itu tidak menimpa anak-anaknya baik di nyata atau di dumay.


Begitu masuk ke ruang guru, baru ada dua orang temannya yang datang.

"Lagi gak enak badan,Bu ?" tanya seorang temannya.

"Nggak, aku sehat kok. malah lagi senang. Kenapa nanya gitu ?" Dia balik bertanya, heran dengan pertanyaan temannya karena dia merasa baik-baik saja.

"Itu.., hehehe...Mata ibu agak bengkak. Biasanya kan kalo bengkak gitu tensinya lagi naik ." Sambil senyum temanku mengingatkan kebiasaanku bila tensiku agak naik.

"Mungkin juga ya.. udah lama gak diperiksa. Nanti kita periksa bareng di Bu Mien ya...!" Sahutku sekalian mengajaknya, karena sbenarnya temannya inilah yang sering darting.


Tidak akan dia ceritakan kejadian tadi pada teman-temannya. Dia takut disebut lemah hati...walau sebenarnya dia memang lemah dan mudah trenyuh dngan sesuatu yang berhubungan dengan qalbu.


Sambil mempersiapkan yang akan dibawa ke kelas, tanpa sadar dia bersenandung lagu Koes Plus

Terlau indah dilupakan
Terlau sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau...kutinggalkan..­.
Betapa hatiku bersedih
Mengenang nasib dan sayangmu
Setulus pintaku kepada-Nya
Dan Dia... 'kan turuti
Reff :
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan kuberi
Adakah cara yang kau temui
Untuk Dia... kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cinta-Nya
Bersinarlah terus sampai nanti
Snandung ini kuakhiri...

Temannya tersenyum mendengar senandungnya yang kata-katanya dia ubah.

"Pagi ini beda skali, Bu.." Ujarnya. "Mata bengkak tapi ceria."
lajut temannya,yang dia jawab dengan senyum..

Benar kata Ustadz kemarin bahwa KEBAIKAN yang kita lakukan, akan membuat orang lain bahagia dan hati kita pun BAHAGIA.

Dalam hati kecilnya ,dia menyesal tidak mempunyai uang banyak.
''Ya, Allaah.. Jadikanlah aku orang yang slalu mampu membahagiakan orang lain agar aku pun dapat merasakan kebahagiaan itu .Aamiin ya Allaah..." Slalu do'a ini yang dia ucapkan dalam hati.

"Dan lapangkanlah hati orang yang akan menerima paketku ya,Allaah...karena baju itu sangat kusuka. dan aku pun tahu bahwa yang diberikan kepada orang lain, harus sesuatu yang kita cintai, dan aku mencintai baju itu, jadi bahagiakan dia ya Robbii.." Terus saja hatinya berdoa.

Ketika bel tanda masuk berbuyi, dia pun bergegas menuju kelas dengan wajah ceria dan senyum merekah... Dia berjanji dalam hati akan membuat murid-muridnya bahagia dengan ilmu yang 'kan dia bagi pada mereka... .
Sungguh pagi yang indah..
.
.
.
WFB
Kota Kembang,31 Mei 2012
Buat Anakku Syaiful Fajarrahman