Kamis, 19 September 2013

~~ ** { Al-Qur’an dan Angka 7 } ** ~~ Disusun Oleh Putri Nur Adinda

~~ ** { Al-Qur’an dan Angka 7 } ** ~~

19 September 2013 pukul 22:27
Bismillahhirohmannirohim......

Assalamu'alaikum:wr'wb.......

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ

(Rasulullah SAW bersabda: “Al-Qur’an ini diturunkan atas 7 huruf.”)(Shahîh al-Bukhârî, Hadis Nomor 4608).


Kita tidak tahu apa maksud sesungguhnya 7 huruf dalam Hadis di atas. Para ulama berbeda pendapat soal itu. Ada yang mengatakan 7 huruf itu berarti 7 jenis bacaan atau seni baca Al-Qur’an; ada yang mengatakan 7 huruf itu sekadar angka untuk menunjukkan banyak —jadi tidak menunjuk pada angka yang sesungguhnya. Yang pasti, 7 huruf tidak mungkin berarti apa yang biasa kita fahami secara harfiah tentang 7 huruf. Al-Quran jelas menggunakan seluruh huruf Hijaiyah yang berjumlah 28, 29, atau 30 huruf (perbedaan jumlah huruf ini tergantung pada apakah hamzah dan lam-alif dianggap huruf tersendiri atau tidak). Bagaimanapun, tampaknya kita tidak akan menemukan pengertian yang benar-benar memuaskan tentang maksud 7 huruf dalam Hadis di atas.


Yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah angka 7 sering digunakan dalam Al-Qur’an. Misalnya, Al-Qur’an mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan 7 langit (a.l. QS 41:12 dan QS 65:12). Di tempat lain dikatakann pula bahwa Allah menciptakan 7 langit bertingkat-tingkat (a.l. QS 67:3 dan QS 71:15). Ketika melukiskan keutamaan infaq, Al-Qur’an mengibaratkannya dengan sebiji benih yang menumbuhkan 7 bulir atau cabang (QS 2:261). Al-Qur’an juga menyebut 7 laut, 7 hari, 7 malam, dan 7 pintu neraka.


Dalam kisah Nabi Yusuf (QS 12:43, 12:46-48), diceritakan bahwa raja Mesir bermimpi 7 ekor sapi betina gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina kurus. Nabi Yusuf, yang ketika itu sedang dipenjara, menafsirkan mimpi itu dengan baik. Kata Nabi Yusuf, mimpi itu berarti, Mesir akan mengalami musim panen selama 7 tahun dan akan mengalami masa paceklik selama 7 tahun berikutnya. Nabi Yusuf menyarankan agar hasil masa panen dihemat sebagai persediaan kebutuhan pada masa paceklik. Sang raja puas dengan tafsir mimpi itu, dan karenanya Nabi Yusuf dibebaskan, bahkan diangkat jadi pejabat tinggi kerajaan. Begitulah angka 7 telah “menyelamatkan” bahkan “menaikkan” posisi sosial-politik Nabi Yusuf di Mesir, di mana dia mula-mula adalah seorang budak.


Di samping angka 7 digunakan secara tersurat seperti contoh-contoh di atas, dalam beberapa bagian Al-Qur’an angka 7 digunakan secara tersirat. Yang menarik, angka tujuh digunakan secara tersirat justru pada hal-hal sangat penting dan mendasar. Pertama, angka 7 digunakan secara tersirat dalam wahyu pertama. Kita tahu, ayat pertama dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad berbunyi iqra’ bismi robbikalladzî khalaq (“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”). Sebagai sebuah kalimat, wahyu pertama ini terdiri dari 7 kata (unsur). Yaitu (1) iqra’ (bacalah), (2) bi (dengan), (3)ismi (nama), (4) robbi (Tuhan), (5) ka (mu), (6) alladzî (yang), (7) khalaq (menciptakan). Jadi, sejak wahyu pertama Al-Qur’an secara tersamar sudah menggunakan angka 7.


Kedua, di dalam Al-Qur’an, proses penciptaan dirumuskan dengan kun fayakûn (“Jadilah, maka ia pun jadi”). Kun fayakûn bahkan merupakan konsep penciptaan yang sangat dasar, yang menjelaskan proses penciptaan alam semesta baik secara makro maupun mikro pada tingkat metafisis. Nah, kalimat atau konsep kun fayakûn (“Jadilah, maka jadi”) ini terdiri dari 7 huruf (dalam aksara Arab), yaitu kâf, nûn, fâ’, yâ’, kâf, waw, dan nûn.


Ketiga, Al-Qur’an menyebut 7 ayat yang dibaca berulang-ulang atau yang paling sering dibaca (as-sab`u-l matsânî). Menurut para ulama, 7 ayat yang dibaca berulang-ulang itu adalah surat Al-Fatihah, yang memang terdiri dari 7 ayat. Sudah tentu surat Al-Fatihah —yang dibaca pada setiap raka’at shalat itu— merupakan surat yang sangat penting, yang karenanya disebut juga sebagai ibunya Al-Qur’an (umm-u ‘l-Qur’ân). Nah, sekali lagi, surat pertama dalam Al-Qur’an itu terdiri dari 7 ayat.


Keempat, yang tak kalah penting, atau bahkan lebih penting lagi, kalimat tauhid yang merupakan dasar iman seseorang juga terdiri dari 7 kata, baik dalam bahasa Arab maupun dalam terjemahan Indonesianya. Kalimat tauhid itu adalah lâ ilâha illal-Lâh Muhammadur rosûlul-Lâh (“tiada Tuhan selain Allah, Muhammad rasul Allah”).
Perlu ditambahkan lagi beberapa ibadah yang berkaitan dengan angka 7. Yaitu, thawaf mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali. Sa’i, berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwa, dilakukan sebanyak 7 kali. Di Mina, jama’ah haji melempar tiga jamarat —yang merupakan lambang setan itu— masing-masing dengan 7 kerikil.


Kalau Allah SWT sering menggunakan angka 7, baik secara eksplisit maupun implisit, maka pastilah penggunaan angka 7 itu bukan kebetulan. Apalagi angka 7 digunakan dalam hal-hal mendasar seperti kalimat tauhid, surat Al-Fatihah, dan amal-ibadah. Kalau seseorang seringkali menggunakan pakaian warna hijau, misalnya, apalagi dalam acara-acara penting, maka pastilah itu bukan kebetulan. Kita bisa menduga bahwa warna hijau adalah warna kesukaannya. Demikianlah maka kalau Allah sering menggunakan angka 7, kiranya patut kita renungkan bahwa Allah SWT tampaknya menyukai angka 7. Dalam konteks itulah, kita bisa faham kenapa beberapa tradisi intelektual dan tradisi keagamaan dalam masyarakat Islam dikaitkan dengan angka 7. Dalam tasawuf, misalnya, kita kenal ajaran martabat 7, dan dalam tradisi doa bersama (tahlilan) untuk orang meninggal dikenal hari ke-7.
Maka, kalau Nabi Muhammad mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan dalam 7 huruf, tampaknya beliau memang tidak bermaksud mengatakan sesuatu dengan maksud yang jelas tentang angka 7 itu. Yang beliau lakukan adalah menyebut angka yang disukai oleh Allah SWT, dan membiarkan angka tersebut tetap mengandung rahasia ilahi.

Wallâhu a`lamu bisshawâb
.[] Met MAlam Saudara/i Aq Yang Di Rahmati Allah SWT.............

MILAD KE-45 TAHUN PERNIKAHAN Oleh Siti Fatimah

Kekasihku....
Kau masih ingat empat puluh lima tahun liwat ?
Saat cincin kau masukan di jari manisku ?
Terasa getar tanganmu di kulit jemariku...
Namun pandangan kita yang beradu...
Penuh rindu menggebu...

Sungguh panjang dan berliku jalan yang kita tempuh...
Naik turun tebing nan curam telah kita jajaki...
Dan di tiap tikungnya kita goreskan kisah...
Dengan warna indah namun kadang...
Hitam mencekam...

Banyak rasa telah kita cicipi...
Bauran dari rasa semesta...
Manis, asin, asam, pahit, palal, dan kecut...
Smua rasa melanda...
Smua rasa mendera...
Smua rasa melabrak...
Sungguh sempurna...

Kekasih...
Bahagia itu, bukan hanya kenangan indah...
Bahagia itu, bukan hanya tawa riang yang sering kita dendangkan..
Bahagia itu, bukan karena mereka dititipkan-Nya pada kita...
Bahagia itu,Kekasihku..
Karena kita mengalami dan mnemiliki smuanya...

Trima kasih ya Rabb...
Telah Engkau satukan kami dalam biduk ini...
Walau badai menerjang...
Tolong kuatkan kami mengemudikannya...
Hanya kepada-Mu kami bersimpuh
Bimbinglah kami menuju-Mu...

Aamiin...Aamiin...Aamiin...Yaa Allaah..

Sudut Sunyi.
S.F.
15 September 2013
( Milad ke-45 Th )

ALAM di LEMBAH SEMESTA Siti fatimah

ALAM DI LEMBAH SEMESTA.....

Angin dingin kelam berderik ...
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra...

Pahatan Gunung memecah langit...
Berselimut awan...
Beralas zamrud...
Tinggi . . .
Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak...
Di sanalah sanubari berdetak...
Sunyi sepi tak beriak...

Cermin ilusi di atas danau...
Menikung pohon yang melambaikan warna...
Di celah kaki-kaki...
Menjejak karya-karya-Nya...

Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah...
Di saat hidup serasa sempurna...

Sungguh jelita permadani ini...
Terbarkan pesona di atas cakrawala...
Tak berujung di pandang lamanya...

Serasa bertualang di negeri tak bertuan...

Sudut Sunyiku
Di Sepanjang jalan Bandung- Kawah Dradjat..
15 Setember 2013 ( Milad pernikahan ke 45 Th)

MENCARI TAHU MAKNA WAHYU Disusun Oleh Siti Fatimah

19 September 2013 pukul 22:24
Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...


Wahyu adalah pilar dan pondasi kenabian serta termasuk salah satu dari rukun agama–agama samawi. Wahyu merupakan jalur khusus dan rahasia yang menghubungkan antara Tuhan dan manusia-manusia pilihan (baca: nabi dan rasul). Tuhan "berhubungan" dengan nabi dan rasul, baik secara langsung maupun tak langsung, dengan perantaraan wahyu. Dan Tuhan menurunkan wahyu yang mengandung, pengetahuan, hukum-hukum, dan undang-undang ke dalam hati nabi dan memerintahkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia. Para nabi mendapatkan hakikat-hakikat dari alam gaib dengan perantaraan hubungan malakuti dan transenden yang tercipta melalui hati bukan dengan menggunakan indra-indra lahiriah, akal, pemikiran, dan silogisme logikal. Berdasarkan hubungan malakuti inilah para nabi mengenal Tuhan dan menerima tanggungjawab suci yang dibebankan kepadanya sebagai utusan Tuhan dan nabi untuk mengarahkan umat manusia mencapai tujuan hakiki penciptaannya, yakni kebahagiaan abadi dan kesempurnaan hakiki pasca kehidupan di dunia ini.

Wahyu adalah sebuah eksistensi transendental yang berada di luar ranah dan wilayah akal pikiran manusia, karena itu manusia mustahil mengetahui esensi dan hakikat wahyu dengan perantaraan akal. Wahyu bukanlah sebuah eksistensi yang bersifat material atau berhubungan dengan alam natural sehingga manusia bisa mengetahuinya dengan menggunakan perangkat-perangkat indrawi dan alat-alat ilmu empirik.
Hakikat wahyu tidaklah bisa dideskripsikan oleh akal dan tidak bisa didefenisikan dengan apapun. Para nabi memahami hakikat wahyu dan menyaksikannya dengan keluasan dan kesucian batinnya.
Hakikat wahyu yang disaksikan langsung oleh para nabi bukan dalam bentuk huruf-huruf dan tidak bisa disampaikan kepada yang orang lain, akan tetapi kandungan wahyu yang kaya dan sarat dengan informasi dari Tuhanlah yang bisa ditransfer kepada orang lain. Ketika para nabi menyampaikan wahyu tidaklah berarti bahwa para nabi menyampaikan pengalaman batinnya di alam metafisika yang merupakan sebuah eksistensi di luar alam materi dan alam tabiat. Para pengikut dan sahabat hanyalah menyaksikan tanda-tanda bahwa nabi menerima wahyu dan mereka tidak mengalami apa yang terjadi pad nabi pada saat menerima hakikat wahyu.
Oleh karena itu, kami dengan jelas mengatakan bawa kita tidak bisa menjelaskan dan memahami hakikat wahyu dan tidak dapat memberikan definisi yang komprehensif terhadap sebuah eksistensi transendental yang di luar jangkauan akal manusia. Dan para pembaca yang budiman sebaiknya tidak berharap demikian, akan tetapi tujuan kami adalah menjelaskan apa-apa yang akan membantu kita dalam memahami wahyu secara lahiriah dan mendekatkan pikiran kita tentang hubungan rahasia dan luar biasa ini. Inilah tujuan kami ketika mengutip dan menyandarkan perkataan kami kepada para filosof dan para urafa. Dan dengan menalaah perkataan para ilmuwan tersebut akan memberikan perspektif yang benar tentang wahyu pada kita.
Bukan berarti bahwa dengan ketidakmampuan mengetahui esensi wahyu menyebabkan pengingkaran pada wahyu, kenabian, rasul, dan pembawa wahyu itu sendiri, karena kenabian adalah masalah yang telah dibahas dan diteliti secara cermat dalam buku-buku teologi dan filsafat serta sudah dibuktikan keberadaannya dengan mengemukakan argumentasi logikal dan rasional. Pembuktian kebenaran kenabian tidak bergantung pada pengetahuan kita tentang hakikat dan esensi wahyu.

Di samping itu, pengutusan para nabi adalah sebuah kenyataan sejarah yang tak dapat dipungkiri. Dan di sepanjang sejarah kehidupan manusia, manusia-manusia pilihan bangkit dan hadir untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dan memproklamirkan bahwa mereka miliki hubungan khusus dengan Tuhan. Dan mereka memiliki program dan rencana untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran dan menunjukkan jalan keselamatan dan kebahagian di dunia dan akhirat. Dengan kesaksian sejarah pula, para nabi merupakan manusia-manusia pilihan yang tidak memiliki cacat dan celah dalam kehidupannya, mereka terkenal sebagai orang yang amanah, orang shaleh, jujur, ikhlas, berakhlak baik, dan berbudi pekerti yang luhur. Di samping itu, mereka juga menunjukkan mukjizat untuk membuktikan kenabian mereka, memaparkan perintah-perintah Tuhan dengan pasti dan bijaksana, menampakkan keimanan yang kuat dan perkataan yang benar, dan mengajak manusia untuk beriman kepada Tuhan dan alam gaib. Mereka terkenal sebagai orang jujur dan amanah serta bisa dipercaya, karena itu manusia mempercayainya dan menerima ajakannya, setia, berjihad, dan bersungguh-sungguh untuk mengamalkan perintah-perintahnya.


Revolusi, evolusi, dan reformasi suci yang terjadi pada sejarah kehidupan manusia berkat bimbingan para nabi yang memiliki otentik sejarah dimana meninggalkan pengaruh yang sangat mendalam pada diri manusia. Dan tak diragukan lagi, jika gerakan para nabi di sepanjang sejarah tidak tercapai maka kondisi dunia sudah pasti tidak seperti sekarang ini, para pembaharu kemanusiaan yang mengaku sebagai nabi itu dan dengan usahanya yang tak kenal lelah tidak bisa dikatakan sebagai para penipu dan pembohong.

Nabi Muhammad saw merupakan salah satu dari wajah-wajah suci dalam sejarah kenabian, beliau adalah nabi terakhir dan nabi yang paling dekat dengan kita. Sejarah mencatat bahwa sebelum beliau diutus sebagai nabi, beliau terkenal sebagai orang yang amanah, jujur, adil, memiliki integritas, shaleh, dan baik. Dan memiliki kesehatan jasmani dan jiwa stabil serta kehidupan sederhana, tidak pernah belajar resmi pada seorang guru atau lembaga pendidikan apapun sehingga dinamakan sebagai "ummi".

Hingga beliau berumur 40 tahun, kondisi batinnya menjadi berubah, beliau dengan tegas mengatakan bahwa saya menyaksikan malakiat Jibril As dan mendengar suaranya, dia datang atas perintah Tuhan dan membawa kabar berita, saya diangkat sebagai nabi dan diperintahkan untuk menyampaikan perintah Tuhan kepada umat manusia.

Ketika kembali ke kondisi semula sebagai manusia biasa, beliau menyampaikan hukum, undang-undang, aturan-aturan yang bijak, dan ilmu pengetahuan yang tinggi dengan ibarat yang indah dan fasih sambil mengatakan bahwa kalimat dan ibarat yang disampaikannya itu adalah sebagaimana yang diwahyukan kepadanya dan diperintahkan untuk membacakannya di hadapan manusia.

Kitab al-Quran adalah mukjizatnya dan tak seorangpun yang bisa menandinginya dan mendatangkan sepertinya. Dan manusia ditantang bahwa jika kalian merasa ragu maka datangkanlah seperti al-Quran ini.

"Dan jika kamu (tetap) meragukan Al-Qur'an yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah (paling tidak) satu surah saja yang semisal dengan Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah (untuk melakukan hal itu), jika kamu orang-orang yang benar ".

Dan dalam ayat lain,"Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; sedangkan (Al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan,

“Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah,
“(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya dan panggillah siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar" .Katakanlah,
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”

Al-Quran dengan tegas memperkenalkan dirinya sebagai mukjizat nabi yang bersumber langsung dari Tuhan dan menantang para pengingkar al-Quran untuk menghadirkan seperti kita suci itu.

Nabi Muhammad SAW mengumumkan kepada umat manusia bahwa al-Quran bukanlah perkataan beliau dan beliau pun tidak bisa menciptakan ayat al-Quran sesuai dengan keinginannya ataukah mengganti ayat dengan ayat yang lain, hal sebagaimana diungkapkan,
"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, “Datangkanlah Al-Qur’an yang lain dari ini atau gantilah Al-Qur’an ini.”

Katakanlah, “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut kepada siksa hari yang besar (kiamat) jika aku mendurhakai Tuhanku.”

Katakanlah, “Seandainya Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya (dan aku belum pernah membawakan sebuah ayat pun). Maka apakah kamu tidak memikirkannya?"
"Dan apabila (ayat Al-Qur’an terlambat turun dan) kamu tidak membawa suatu ayat Al-Qur’an pun kepada mereka, mereka berkata, “Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?”

Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al-Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."

Pada tempat lain, al-Quran dinamakan sebagai perkataan dari malaikat jibril yang diturunkan dari Tuhan, kemudian orang yang mendustakan bahwa al-Quran bersumber dari-Nya akan disiksa dengan azab yang pedih.

"Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar ucapan seorang rasul yang mulia, dan Al-Qur’an itu bukanlah ucapan seorang penyair; sedikit sekali kamu beriman kepadanya, dan bukan pula perkataan tukang tenung; sedikit sekali kamu sadar (dan mengambil pelajaran darinya). Al-Qur’an itu adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian ucapan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia dengan kuat, kemudian benar-benar Kami potong urat jantungnya."

Al-Quran ialah kitab incomparable dan tak ada tandingannya yang telah diturunkan kepada Rasulullah saw secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Kandungan kitab ini berupa pengetahuan transendental yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia dan menjelaskan masalah-masalah eskatologi, kehidupan setelah mati (alam akhirat) dengan sedetail-detailnya, dan memaparkan hukum-hukum yang mencakup segala dimensi kehidupan manusia.

Kitab suci ini menjelaskan secara gamblang kehidupan para nabi dan umat-umat sebelumnya, memberikan sebagian berita gaib, mengajak umat manusia untuk berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari akhlak buruk, dan mengemukakan masalah ekonomi, sosial dan politik.

Al-Quran kaya dengan kandungan dan sarat dengan pengetahuan transendental yang terungkap dalam kefasihan kata, kesempurnaan kalimat, dan keindahan ibarat yang khas. Al-Quran bukan kitab syair dan prosa. Karena mempunyai makna yang terdalam, trandsenden, dan keindahan ibarat membuat para sastrawan Arab di zaman nabi terpesona dan takjub sehingga mereka merobek syair-syair kebanggaan mereka yang ditempelkan di dinding kabah.

Yang sangat mengherankan ialah bahwa ayat-ayat indah, mempesona, dan lembut dari al-Quran terpancar dari sosok yang tidak pernah belajar membaca dan menulis. Akan tetapi, hadis-hadis dan khutbah Rasulullah saw tidak memiliki keistimewaan seperti al-Quran. Dan perkataan-perkataan beliau tidaklah berbeda jauh dengan manusia biasa.
Oleh karena itu, kita bisa katakan dengan tegas bahwa al-Quran bukanlah perkataan Nabi Muhammad saw, melainkan "perkataan" dan kalam Tuhan yang diilhamkan ke dalam hati suci beliau lalu hadir dalam bentuk huruf dan kalimat yang kemudian dia sampaikan kepada umat manusia. Al-Quran ialah mukjizat Nabi terakhir yang abadi dan merupakan argumen terbaik bagi kenabian beliau, dengan menelaah al-Quran akan mengantarkan kita kepada Sumber Wahyu, Tuhan.

Etimologi Wahyu
Secara leksikal, wahyu memiliki makna yang beragam. Yang paling komprehensif dan sempurna dari seluruh makna tersebut adalah perpindahan pengetahuan kepada pikiran orang yang dituju secara cepat dan rahasia sedemikian sehingga tersembunyi dan tidak nampak bagi semua orang.

Ar-Raghib menuliskan, "Wahyu adalah sebuah petunjuk yang sangat cepat. Wahyu terkadang dengan perkataan simbolik, terkadang dalam bentuk suara tanpa susunan, terkadang dengan isyarah sebagian anggota badan, dan terkadang dengan tulisan."

Menurut Ibnu Atsir, "Kata wahyu dalam hadis sering dimaknakan sebagai tulisan, isyarat, risalah, ilham dan bisikan."
Dari kedua pemaknaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wahyu memiliki enam makna sebagai berikut:
1. Bisikan;
2. Suara yang tak terdengar;
3. Isyarat;
4. Tulisan;
5. Risalah dan utusan;
6. Ilham.

Setiap makna di atas mengandung dua unsur: kecepatan dalam pemahaman dan rahasia.
Syekh Mufid menyatakan, "Makna utama wahyu ialah bisikan, lalu secara mutlak diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan dan memahamankan sebuah obyek kepada lawan bicara dengan cepat dan tersembunyi."
Allamah Thaba-thabai berkata, "Wahyu ialah suatu isyarat dan petunjuk yang cepat."Dan penulis tafsir Ruhul al-Bayan mengatakan, "Makna inti wahyu ialah isyarat yang cepat, sesuatu dikatakan sebagai wahyu karena terlaksana dengan cepat, wahyu adalah pemahaman itu sendiri, memahamkan itu sendiri, dan yang dipahami itu sendiri."
Dalam makna leksikal wahyu tidak ditekankan secara khusus subjek pemberi wahyu, baik itu Tuhan, malaikat, manusa, jin, dan setan. Demikian pula, subjek penerima wahyu tidak ditegaskan secara khusus, siapa yang menerimanya dan apa yang diwahyukan.
Wahyu dalam Al-Quran

Kata Wahyu dan derivasinya disebutkan 78 kali dalam al-Quran dan seluruhnya memiliki makna yang berbeda-beda, sebagai berikut:
1. Insting dan fitrah
Allah berfirman, "Dan Allahmu mewahyukan kepada lebah buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon dan tempa-tempat yang dibuat manusia."
Syekh Mufid menuliskan, "Yang dimaksud dengan wahyu adalah ilham tersembunyi. Lebah memahami tanggung jawabnya tanpa perantaraan kata-kata."
Lebah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan seperti membuat rumah heksagonal yang bersegi enam, menjaga rumah, melakukan perjalanan jauh untuk mencari bunga, mengisap saripati bunga, merubah saripati tersebut menjadi madu, kembali ke sarangnya sendiri, tinggal di sarang mereka, menjaga ratu, dan puluhan pekerjaan yang menakjubkan. Semua itu muncul dari insting yang ada pada diri mereka. Berdasarkan insting dan fitrah serta ilham dari Tuhan lebah melakukan pekerjaan yang menakjubkan tersebut.

2. Sunnatullah dan Hukum Alam
Allaah berfirman, "Kemudian Dia menuju pada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: " datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "kami datang dengan suka hati." Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".
Di dalam ayat lain disebutkan, "Apabila digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat dan Bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya dan manusia bertanya: mengapa Bumi jadi begini? Pada hari itu Bumi menceritakan beritanya karena sesungguhnya Allaahmu telah memahyukan (yang sedemikian itu) kepadanya."

Tuhan menciptakan bumi, langit, dan alam materi sesuai dengan "sunnah" dan hukum sebab-akibat (kausalitas). Dan alam semesta tersebut berjalan sesusai dengan "sunnah". Alam semesta memiliki hukum dan "sunnah" tersendiri dan diatur sesuai dengan "sunnah" tersebut. "Sunnah" tersebut berasal dari Tuhan dan berjalan sesuai dengan perintah-Nya. Jadi yang dimaksud dengan wahyu Ilahi dalam ayat tersebut yaitu sunnatullah dan hukum alam.
Sebagian penafsir menjelaskan bahwa wahyu yang dimaksud pada ayat itu adalah wahyu kepada ahli langit yakni para malaikat.
Dari kedua ayat ini ada dua hal penting yang bisa kita tarik kesimpulan pertama wahyu turun tidak melalui perantaraan kata-kata dan yang kedua penerima wahyu tidak mesti harus yang berakal.

3. Ilham, bisikan, dan inspirasi ke dalam hati.
Al-Quran dalam masalah ibu Nabi Musa As mengatakan, "Yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan yaitu letakkanlah ia (Musa) di dalam peti kemudian lemparkanlah ia kesungai Nil maka pasti sungai itu membawanya ke tepi supaya di ambil oleh musuh-Ku."
Dalam ayat lain dikatakan, "dan kami ilhamkan kepada ibu Musa " susukanlah dia apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai Nil dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para rasul."
Penerima wahyu pada kedua ayat tersebut adalah ibu nabi Musa as, dan sudah tak bisa dipungkir bahwa wahyu tersebut bukanlah wahyu yang diterima para nabi as tetapi satu bentuk pemberian pemahaman secara sembunyi, ilham, inspirasi dan bisikan ke dalam hati baik dalam tidur maupun ketika terjaga.
Syekh Mufid berkata, "kaum muslimin sepakat bahwa ibu nabi Musa diberikan wahyu apakah ketika terjaga ataukah ketika tidur."

4. Isyarah
Allah Swt berfirman dalam surah Maryam ayat 10-11, "Zakaria berkata: ya Allahku berilah aku suatu tanda Allah berfirman tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapaat bercakap-ccakap dengan manusia selama tiga malam padahal kamu sehat. maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu ia memberi isyaraat kepadamereka hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang."
Pada ayat lain dinukilkan kisah Nabi Zakaria As pada surah Ali Imran ayat 41, "Berkata Zakaria berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung) Allah berfirman : tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."
Dalam kedua ayat tersebut yang memberikan wahyu adalah Nabi Zakaria As dan penerima wahyu adalah kaumnya, wahyu adalah memberikan pemahaman dalam bentuk isyarat dimana hanya orang yang diajak bicara saja yang bisa memahaminya.

5. Wahyu kepada hawariyyun (pengikut khusus Nabi Isa As)
Allah Swt berfirman dalam surah al-Maidah ayat 111, "Dan ingatlah ketika Aku ilhamkan kepada pengikut nabi isa as yang setia: " berimanlah kamu kepadaKU dan kepada rrrasulKu". Mereka menjawab : " kami telah beriman dan saksikanlah wahai rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)."
Pemberi wahyu dalam ayat ini adalah Allah swt dan penerima wahyu adalah Hawariyyun dan sahabat nabi Isa as. Sebagain penafsir memberikan kemungkinan yang dimaksud hawariyyun adalah nabi juga. Oleh karena itu, wahyu mereka terima termasuk dalam wahyu istilah. Akan tetapi karena kenabian mereka belum bisa dibuktikan maka wahyu dalam ayat tersebut bermakna bisikan yang diinspirasikan dan diilhamkan ke dalam hati.

6. Wahyu kepada Malaikat
Allaah Swt berfirman dalam surah al-Anfal ayat 12, "Ingatlah ketika Allahmu mewahyukan kepada para malaikat: "sesungguhnya aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman". kelak akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir maka penggallah kepala mereka dan potonglah tiap-tiap ujung jari mereka."
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa pemberi wahyu adalah Allah swt dan penerima wahyu adalah para malaikat, akan tetapi bukan wahyu kenabian dan bukan juga dengan perantaraan suara dan percakapan, karena para malaikat bukan makhluk jasmani.

7. Wahyu dari Setan
Allaah Swt berfirman dalam surah al-An'am ayat 121, "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu dan jika kamu menuruti mereka sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik."

Dalam surah al An'am ayat 112 disebutkan, "Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin sebagian dari mereka membisikkan atas sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu, jikalau Allahmu menghendaki niscaya mereka tidak megerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan."
Pemberi wahyu dalam ayat di atas adalah setan dari jin dan manusia yang membisikkan sesuatu yang menyesatkan. Oleh karena itu, wahyu bermakna pembicaraan rahasia dan rasa was was yang dibisikkan ke teliga yang lain. Karena setan dari jin dan manusia adalah pemberi wahyu yang menghembuskan rasa was-was ke dalam hati manusia dan menyesatkannya.

8. Wahyu kepada Para Nabi
Sekalipun dalam al-Quran kata wahyu digunakan untuk selain para nabi sebagaimana telah kami sebutkan, akan tetapi mayoritas kata wahyu tersebut digunakan untuk para nabi. Sebagai contoh, Allah Swt berfirman dalam surah an-Nisa ayat 163, "Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah berikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi kemudiannya, dan kami telah berikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak-anak cucunya. Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan sulaiman. Dan kami berikan Zabur kepada Daud."
Dan dalam surah Yusuf ayat 3, "Dan kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al quran kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukannya) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui."
Begitu pula dalam surah al-An'am ayat 19 disebutkan, "Katakanlah siapakah yang lebih kuat persaksiannya? Katakanlah: Allah" dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya Dia dengan aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya."
Puluhan ayat akan kami paparkan dalam pembahasan yang akan datang. Dalam hal ini, pemberi wahyu adalah Allah Swt dan penerima wahyu adalah para nabi. Wahyu adalah pengetahuan dan berita yang diturunkan oleh Allah Swt untuk manusia. Sekalipun dari segi bahasa wahyu adalah bisikan dan inspirasi yang diberikan kepada orang yang diajak bicara secara sembunyi dan cepat serta memiliki makna yang sangat luas, namun wahyu yang diberikan kepada para nabi memiliki perbedaan yang esensial dimana akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

Istilah Wahyu
Sepanjang sejarah, Para nabi mengaku bahwa mereka memiliki hubungan langsung dan khusus dengan Tuhan, mereka menerima hakikat di mana manusia biasa tidak akan mampu menampungnya. Para nabi melihat dan mendengar suara Malaikat sang pembawa wahyu dengan indra-indra batin. Dan para nabi bertugas untuk menyampaikan berita dan perintah Tuhan kepada umat manusia, membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya. Hubungan khusus yang bersifat rahasia itu, dalam istilah, disebut sebagai wahyu.
Syekh Mufid menyatakan, "Ketika wahyu dinisbahkan kepada Tuhan, dalam istilah Islam, maka wahyu itu hanyalah dikhususkan kepada para nabi As."
Hamu menuliskan, "Terkadang Tuhan mengispirasikan sesuatu kepada sebagian manusia dalam keadaan tidur dan kemudian hal tersebut benar-benar terjadi, maka inspirasi ini dalam terminologi Islam tidak disebut wahyu. Dengan demikian, tidak dikatakan bahwa fulan telah mendapatkan wahyu. Kami meyakini bahwa para imam suci menerima ilmu akan tetapi tidak disebut sebagai wahyu, hal ini karena kaum muslimin sepakat bahwa pasca Nabi Muhammad saw tidak turun lagi wahyu kepada seorangpun."

Telah banyak defenisi wahyu yang telah dikemukakan, akan tetapi bukanlah defenisi yang bersifat hakiki. Pada dasarnya, kita mustahil mendefenisikan wahyu dari segi hakikatnya, karena wahyu bukanlah sejenis hubungan biasa sehingga kita bisa memahaminya kemudian mendefenisikannya.

Allamah Thabathabai mengungkapkan, "Wahyu ialah sejenis makrifat dan pengetahuan khusus di dalam batin para nabi dimana tak seorangpun bisa mengetahuinya kecuali dengan bantuan dan inayah Tuhan."
Lebih lanjut dia katakan, "Wahyu ialah perkara yang sangat ajaib, sejenis persepsi-persepsi batin, dan pengetahuan yang sangat simbolik dimana tidak terjangkau oleh indra-indra lahiriah."
Dan Muhammad Farid berkata, "Wahyu adalah pengajaran Tuhan kepada para nabi dengan perantaraan malaikat mengenai perkara-perkara agama.

Muhammad Rasyid Ridha berkata, "Mereka mendefenisikan wahyu sebagai pengajaran Tuhan tentang hukum agama kepada salah seorang nabi, akan tetapi saya mendefenisikan wahyu sebagai sebuah bentuk pengetahuan dimana seseorang mendapatkannya dalam dirinya sendiri dan meyakini bahwa hal tersebut dari Tuhan baik dengan perantara ataupun tanpa perantara."

Zarqani menulis, "Wahyu dalam defenisi agama adalah bahwa Tuhan menginformasikan apa-apa yang hendak diajarkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya namun dengan cara rahasia dan tersembunyi."
Dalam agama Kristen, John Hick mendefiniskan wahyu sebagai berikut, "Wahyu adalah kumpulan hakikat-hakikat yang termanifestasikan dalam bentuk hukum-hukum dan proposisi-proposisi. Dengan perantaraan wahyu, perkara-perkara hakiki dan pengetahuan Ilahi berpindah kepada manusia."

Dalam Eksiklopedia Katolik disebutkan, "Wahyu didefenisikan sebagai perpindahan sebagian hakikat-hakikat dari Tuhan kepada makhluk yang berakal melalui suatu perantaraan yang dalam bentuk suatu proses alami.
Sementara dalam Kitab Muqaddas tertera, "Pada umumnya, yang dimaksud dengan wahyu adalah ilham."
Sebagaimana anda perhatikan bahwa semua defenisi yang kami telah kemukakan itu tidaklah menjelaskan hakikat wahyu, akan tetapi hanyalah penjelasan yang bersifat semantik.
Poin penting yang harus disampaikan adalah kata "wahyu" telah digunakan di tiga tempat :

1. Bermakna mengirim wahyu dimana merupakan sifat dari pemberi wahyu;
2. Bermakna pengetahuan dan pemahaman atas sesuatu, yakni sebagai sifat dari penerima wahyu;
3. Bermakna diwahyukan yakni hasil dari perbuatan Tuhan dan para nabi dimana merupakan sifat dari ilmu-ilmu, pengetahuan-pengetahuan, dan hukum-hukum agama. Maka dalam hal ini, al-Quran digolongkan sebagai wahyu.....


Selamat malam Sahabat baikku..
Moga bermanfa'at, ya..

BERCERMINLAH DALAM HATI MU ~~ ** Oleh Putri Nur Adinda

18 September 2013 pukul 4:12
Bismillahhirohmannirohim..........

Assalamu'alaikum:wr'wb.............

Allah tidak melihat penampilan fisik mu & tidak pula kepada rupamu, tetapi Allah melihat hatimu (HR.Muslim). Dan Allah mengetahui apa yg tersimpan dalam hatimu (QS.33:51) Karena hati ibarat sebuah cermin diri... Dan hati bagaikan muka diri.. Hati juga bagaikan ahklaq diri... Karena Iman tumbuh & bersemayam di dalam hati .

Siapa pemilik hati..? Siapa penentu hati yang baik & buruk..? Siapa yang berkehendak membolak-balikkan hati...? Dan... Siapa yang menghidupkan & mematikan hati manusia..? Al Haq Azza Wa Jalla, yaitu ALLAH SWT ~ pemilik & yang menguasai hati setiap hamba-hamba`Nya...

Kau tau bahwa... Hati itu akan bersaksi saat timbangan`Nya dihidupkan oleh`Nya.. Hati itu akan melihat perlakuan akhlaq mu saat kau masih hidup.. Hati itu akan mengkoreksi prilaku lisan mu saat kau di wafatkan oleh`Nya.. Bercerminlah pada hati kita... Karena sesuatu kebaikan hati akan menghasilkan cerminan yang baek pula.. Karena sesuatu yang mulia akan membuahi syurga-syurga kemuliaan pula.. Dan karena keburukan hati akan mengazabkan perjalanan mu sendiri pula...

Kau tau bahwa... Hati itu akan memberikan jalan pulang mu ke kampung akherat kelak.. Hati itu akan menuntunmu masuk ke dalam cahaya keabadian`Nya.. Hati itu akan membimbing ruh`mu kembali dalam fitrah semula`mu.. Mari.. jaga hati kita agar selalu bersih dalam cahaya di atas cahaya`Nya..

Bercerminlah pada hati kita masing-masing.. Karena sesuatu yang datangnya baik dari dalam hati.. Akan mencerminkan prilaku akhlaq mulia dalam diri seorang hamba... Kau tau... Bahwa Allah selalu bersama hamba-hamba`Nya yang gemar membersihkan hati dalam dirinya.. Bila hati bersih, maka bersih pula akhlaqnya.. Bila hati bercahaya, maka mulialah cara bicaranya.. Bila hati sehat, maka terjagalah lisan ucap katanya.. Bila hati selalu terjaga dalam Nur`Nya, maka baiklah semua jalan-jalan hidupnya..

Dan...Bila hati kotor, maka kotor pula akhlaqnya... Bila sudah ternodai, maka prasangka buruk menghantui dirinya.. Bila sudah berkerut, maka iri dengki, siriq, riya, ujub, musryik, kafir,kufur, fujur sifatnya.. Bila sudah bersih, maka kebaikan-kebaikan akan memancarkan cahaya dari`Nya...

Sudahkah kita bercermin pada hati kita... Sudahkah hati kita mencerminkan Sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.. Sudahkah hati kita selalu tunduk dan patuh kepada perintah Nya.. Sudah benarkah shaff barisan pada hati yg mengikuti shaff`Nya... Sudah benarkah isi hati kita ... Sudah terisikah cahaya kebaikan-kebaikan`Nya.. Sudahkah merasa Qana'ah dari`Nya...

Tanyakan pada hati..., "..Apakah saya sudah bersih karena`Nya.." "..Apakah hati saya layak tuk dibersihkan oleh`Nya.." ".. Syukur Alhamdulilah saya sudah qana;ah dari`Nya.." atau .. "..Alhamdulilah hati saya sudah dalam cahaya di atas cahaya`Nya.." Barometer itu hanya kau yang mengetahuinya karena kau penyewa hati milik`Nya.. dan.. Hanya Allah yang mengetahui apa yang dimaksud dari hati`mu.. Karena hanya Allah yang menggenggam hati setiap hamba-hamba`Nya..

Yuks... bercerminlah pada hati kita masing-masing... Yuks.. berlakulah adil pada hati kita masing-masing.. Yuks.. buatlah hati kita tersenyum hanya karena`Nya.. Buatlah hati kita menjadi baik hanya karena`Nya.. Dan...Buatlah hati kita berpasrah atas kehendak`Nya...

Jangan kau kerutkan hati milik`Nya.. Jangan kau siksa hati kepunyaan`Nya.. Dan... jangan kau kotori hati haq atas kuasa`Nya... Dan... jangan kau khianati apa-apa yang sudah kau syahadatkan kepada`Nya..

Hati yang dihidupkan oleh`Nya selalu dalam nutrisi yang baik atas kuasa`Nya.. Hati yang dihidupkan akan memberi cahaya penerang bagi perjalanan Sang pengembara.. Dan...Hati yang terhidupi akan menerangi setiap langkahnya dalam perjalanan hidupnya.. Hati yang tercahayai dari`Nya akan selalu lurus berjalan tanpa menoleh ke belakang, samping kiri kanannya.., ia akan istiqomah berjalan terus mengikuti gerak cahaya`Nya.. Amin Allahuma Amin..

Bila hati disinari cahaya keyakinan, maka akherat terasa lebih dekat dari pandangan. Rasullulah bersabda : "Sesungguhnya cahaya keyakinan jika masuk kedalam hati, maka menjadi lapanglah (terbukalah) dadanya..

Ingatlah… Allah tidak pernah menzalimi manusia. Allah tidak pernah menutup hati seseorang sehingga iya tidak bisa menerima hidayah. Allah tidak pernah mencabut iman seseorang sehingga iya menjadi murtad. Allah menutup hati manusia, karena manusia sendiri yang melampaui batas (QS : 10 : 74 )

Dan Ingatlah… "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah & kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik" ( QS. Al-Hadiid: 16) Sebelum terlambat…

Sebelum Allah marah kepada kita & menjadikan hati kita menjadi keras & menutup hati kita… Mari kita bersihkan hati kita sejak sekarang… Dengan Tobat Nasuha… dan Selalu Istiqomah di Jalan Allah Selalu sabar dalam menjalani hidup, selalu ikhlas atas semua ketetapan Nya & selalu bersyukur atas semua yg kita dapat. Agar Diperoleh Kebahagian Dunia & Akhirat…


Tausiah Putri Nur Adinda
Pontianak,190913

BUNDA Oleh Putri Nur Adinda

Bunda........

Kutau cintamu sedalam lautan . . .
Pengorbananmu pun tak pernah pudar. . .
Dalam limpahan rahmat dan ridho-Nya . . .

Wahai Bunda . . .
Maafkan segala kesalahanku. . .
Jerih payahmu tak tertandingi. . .
Membuatku selalu ingin sepertimu. . .

Untukmu Bunda . . .
Doaku selalu menyertaimu. . .
Terima kasih atas segala panduanmu. . .
Hidupku begitu berarti karenamu . . .

Semoga Allaah selalu melindungimu. . .
Dan segala impianmu terwujud atas kehendak-Nya. . .
Kasih sayangku untukmu selalu. .
Walau tak terlukiskan. . .
Namun selalu tercipta untukmu...

Aamiin..Aamiin...Aamiin... Yaa, Allaah

Kiriman dari Akhwat shalehah yang senantiasa dirahmati-Nya.

200913

Selasa, 17 September 2013

AKU MENYULAM DI MATA-NYA

Begitulah Kisah-kisah Terjarah,
Rindu terpahat

Cintaku nan jauh telah tersesat
Do'a-do'a percuma dan mantra-mantra tersendat

Hanya Nyanyi Yang Hilang Bunyi

Aku Pun Asing Di Tanah SenDiri______
Aku Lalu Lingkarkan Pena Di Mata Arca
Di Gapura
Berharap Hujan Tak Datang
Meski Mendung Seperti Karpet Tebal

Aku Menyulam Di Mata-NYA --- 

Membuka Luka Lama__________/\______
Biar membeku ini luka..... ^____^


Sudut Sunyi
Bias Langit Hati
Blora, 150813

Senin, 16 September 2013

YANG HILANG ARTI Oleh Putri Nur Adinda

Nur Adinda

Entah hitam atau putih yang berbaur
Atau sekedar jejak saat jatuh tersungkur
Semua tak pernah benar-benar terkubur
Sebuah pendewasaan hidup dalam alur

Sekalipun dimulai dari lingkar kelam
Tak selalu akhir terbentuk lukis suram
Meskipun samudera itu sangat dalam
Tak kan jadi tempat bagi mimpi tenggelam


Jika derita adalah bayangan bagi langkah
Maka malam ialah harapan yang rekah
Bila nyatanya terik adalah penetes peluh
Ada pula mendung melingkup peneduh


Seperti anak angin yang terus menari
Tiada menentu arahnya membawa diri
Begitu jua terbang tinggi kesana-kemari
Tak hanya selalu rapi mengikuti mentari


Dan inilah jalan bagi serpih-serpih hati
Yang mugkin pernah pula kehilangan arti
Hancur dalam panjangnya waktu menanti
Tak kunjung menyapa kedamaian sejati


Tiba masa menyatukan tiap kepingan
Bahagia tak muncul dalam kediaman
Sebab gerak mesti mengiring keprasahan
Hingga tertutup sempurna sketsa kegelapan


"Pasrah Tanpa Usaha = Kesia-sian"

Sudut Sunyi
Putri Nur Adinda
200813
 

TAUSIAH DIRI Oleh Siti Fatimah

Bismillaah
Subhaanallaah...

  • Yaa, Allaah...
    Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-Mu yang luas
    Aku hanyalah setetes embun di lautan-Mu yang meluap hingga ke seluruh samudra
    Aku hanya sepotong rumput di padang-Mu yang memenuhi Bumi
    Aku hanya sebutir kerikil di gunung-Mu yang menjulang menyapa langit
    Aku hanya seonggok bintang kecil yang redup di samudra langit-Mu yang tanpa batas

    Yaa, Allah...
    Hamba yang hina ini menyadari
    Betapa tiada artinya diri ini di hadapan-Mu
    Tiada Engkau sedikitpun memerlukan
    Akan tetapi hamba terus menggantungkan...
    Segunung harapan pada-Mu

    Yaa Allah..
    Baktiku tiada arti,
    Ibadahku hanya sepercik air
    Bagaimana mungkin sepercik air itu
    Dapat memadamkan api neraka-Mu
    Betapa sadar diri ini
    Begitu hina dihadapan-Mu

    Yaa,Allaah...
    Jangan jadikan hamba hina di hadapan makhluk-Mu
    Diri sang fakir yang tangannya banyak maksiat ini,
    Mulut yang banyak maksiat ini,
    Mata yang banyak maksiat ini
    Hati yang telah terkotori oleh noda ini
    Memiliki keninginan setinggi langit

    Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajah-Mu yang mulia???

    Yaa, Allaah...
    Kami semua fakir di hadapan-Mu
    Tapi juga kikir dalam mengabdi kepada-Mu
    Semua makhluk-Mu meminta kepada-Mu pun pintaku.
    Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
    Sukseskanlah mereka
    Mudahkanlah urusannya

    Mungkin tanpa kami sadari ,
    Kami pernah melanggar aturan-Mu
    Melanggar aturan aqidah kami,bahkan terlena
    dan tak mau tahu akan amanah yang telah engkau percayakan kepada kami

    Ampunilah kami...
    Pertemukan kami dalam Syurga-Mu
    Dalam bingkai kecintaan kepada-Mu, Tuhanku,
    Kami sadari siang kami tak selalu dalam iman yang teguh
    Malam kami tak senantiasa dibasahi air mata taubat,
    Pagi kami tak selalu terhias oleh dzikir pada-Mu

    Begitulah si dhaif nan lemah ini dalam upaya yang sedikit
    Namun senantiasa menjerit pada-Mu..
    "Janganlah kau cabut nyawa kami dalam keadaan lupa pada-Mu
    Atau dalam maksiat kepada-Mu"

    Yaa, Allah..
    Tutuplah untuk kami dengan sebaik-baiknya penutupan !!
    Aamiin.

    S.Fatimah
    Sudut sunyi
    0060913

DO'A TULUSKU Oleh Aa Jimmy

TERSENTUH SUASANE TENANG SYAHDU...
SEOLAH-OLAH HATI INI TERSIRAMI AIR SEJUK...
BERSIH SUCI BENING SEBENING EMBUN...
DI SAAT DO’A DIPANJATKAN, KUBERSIMPUH...
TAKZIM DIHADAPAN-MU YANG MAHA AGUNG...
KHUSYU DENGAN PENUH HARAP DO’A TERKABUL...
SUARA LIRIH PENUH MENGHAMBA PADA-MU..
DENGAN KERENDAHAN HATI YANG TULUS...
PENUH AKAN KEYAKINAN KEMURAHAN-MU
TERUCAP SUARA SYAHDU MENGHARU...
DO’A MERASUK MENGGEMA DI DALAM HATI SAYE...
SUARA YANG TERSENDAT-SENDAT SEDIH SENDU
SENDU TANGIS PENUH HARAP HANYA PADA-MU
HATI INI MENYADARI KELEMAHAN DIRI SAYE
SEGALA HARAPAN HANYE TERTUMPU PADA TUHAN SAYE
YANG MAHA AGUNG ………



Sudut sunyi
Aa Jimmy
Pontianak,150913

JILBAB YANG TERNODA Oleh Putri Nur Adinda

Bismillahhirohmannirohim................

Assalamu'alaikum:wr'wb..................


Duh Gusti........
Seiring berubahnya zaman
Mengapa semuanya juga ikut berubah!!
Bahkan akhlakpun kian liar mengikuti perkembangan Dunia
Semua dipertaruhkan atas nama Dunia

Sedihku kian merajam
Ketika melihat jilbab itu ternoda
Jilbab yang menjadi pakaian berharga muslimah
Kini telah menjadi barang mainan semata
Oleh segelintir orang yang tak siap tuk mengkerudungi hatinya

Jilbab yang menjadi lambang kesucian
Kini telah menjadi fashion belaka
Semua dilakukan hanya karena tren Dunia

Kasihan dikau wahai jilbab!!
Andai engkau bisa menangis
Aku yakin,akan begitu banyak air mata yang kau tumpahkan
Ulah dirimu dijadikan topeng belaka....

Astagfirullaha'Azhiim.......
Tercabik rasanya nuraniku
Melihat jilbab itu kini menjadi barang murahan
Di tangan oknum yang tak mengerti akan arti jilbab nan suci
Begitu banyak jilbab yang ternoda
Yang hanya sebagai hiasan penutup kepala
Namun tidak mampu menutupi hati dari debu Dunia

Duh Rabbi.....
Apakah kiamat itu akan segera hadir??
Jilbab hanya sebagai hiasan mempercantik tubuh
Hingga jilbab itu kian ternoda
Dikala si empunya tak memiliki rasa malu

Ampuni Aku Ya Rabbyi...
Karena hatiku sempat menggigil marah
Melihat jilbab nan suci itu terlempar di lembah nafsu

Sungguh ku tak menyangka
Serendah itu arti jilbab di mata mereka
Hingga membiarkan jilbabnya ternoda
Dengan membuat jilbab itu menjadi saksi
Atas sentuhan dan kecupan yang terjadi
Dalam ikatan yang di atas namakan cinta

Sungguh tak adil rasanya jika cinta menjadi kambing hitamnya
Muslimah sejati akan selalu memelihara malu
Dan takkan membiarkan jilbabnya ternoda
Hanya karena cinta Dunia
Muslimah sejati hanya akan menyerahkan diri
Kepada suaminya tercinta
Dan hanya tunduk pada aturan Illahi Rabbii

SUDUT RINDU Oleh Siti Fatimah

Andai kau mampu mendengar suara parau ini,Anakku..kau akan mendengar getarannya..
Akan tau apa yg ada di hati ini.
Ya, Bnda menyayangimu, sangat!
Hingga walau gebu rindu padamu bertalu-talu, Duhai yg snantiasa dirahmati-Nya.. Takan pernah kulintangkan ia di jalanmu menuju-Nya!

Dengarlah!
Kan kutemani kau bersama untaian do'a tulusku,dan untaian do'a-do'a tulus mereka, para sahabatmu yang mencintaimu.

Biarlah kebersaman yang sempat kita nikmati,kan menjadi kenangan abadi nan indah bagiku, bagi kami...

Tawa renyahmu, Sayangku...
Juga suara manjamu, atau saat kau sampaikan suara tegasmu pada mereka.
Masih saja terngiang..
Juga saat kau bernyanyi...

Dan masih terbayang peragaan tari japlinmu atau tendangan cimandemu.
Duh, nndaa...kami rindu.,

Ya, All0h..kutitipkan ia pada-Mu.
Jaga ia ya Rabb...

Sudut rindu
150915

FENOMENA KEMATIAN SEMU / MATI SURI Oleh Siti Fatimah

Subhaanallaah..
Walhamdulillaah.. Allaahu Akbar...

Walau ku tak mengerti tentang fenomena yang terjadi..
Namun.. ku yakin... hanya Engkau yang mampu melakukan ini..
Kau perdengarkan suara parau dzikirku di rungunya...lalu....
Kau kembalikan dia dengan suara lirihnya...
Kau perdengarkan kembali lembut tawa riangnya...
Kau juga yang perkenankan dia melihat semua yang terjadi 'di sana'

Ya, Allaah...
Dia minta do'aku agar tak mimpi itu lagi...
Mimpi tentang mereka yang menjerit-jerit..
Mereka Meminta ampun kepada-Mu,karena cambukan yang mendera punggung telanjangnya... Mereka tak pernah mengerjakan shalat katanya..

Riuh pekik kesakitan membahana..sambil memanggil-manggil nama-Mu..
Memohon ampun pada-Mu....
namun mereka yang berwajah mengerikan dengan sadis terus menyiksanya tiada henti..
Dan terus bertanya..

"Mana Tuhanmu ?"

Tiada yang bisa menjawab hingga pukulan itu terus dan terus mendera mereka...
Mereka makhluk yang bertubuh manusia namun berkepala binatang...
Mereka membawa kayu untuk membakar dirinya sendiri...
Mereka memotong lidahnya sendiri...
Mereka....
Mereka....
Mereka....
Akh...tak sanggup lagi mendengar dan menuliskan ceritanya...

Namun apapun yang engkau sampaikan Duhai yang senantiasa dirahmati-Nya
Semua untukku, untuk kami dan untuk kita agar mempersiapkan diri menghadapi hari pembalasan nanti di yaumil akhir... Pembalasan yang memedihkan dan tiada berakhir..

"Yaa, Allaah.. bimbinglah kami semua agar snantiasa berada di jalan-Mu..
Ampunilah dosa-dosa dan salah kami ya, Rabbanaa...
Kami tak mau berbuat salah..namun godaan itu selalu menghampiri..
Kuatkan Iman kami ya Rabb...
Tetapkan Islam sebagai pegangan kami...
hingga berakhir husnul khatimah..."

Tidurlah di pangkuanku,Sayangku...
Rasakanlah usapan lembut tangan keriput ini di rambutmu yang mulai tumbuh...
Tidurlah, Nak...Kan kuiringi dengan senandung do'a agar lelap tidurmu dan mimpi itu tak datang lagi...

Peluk cium dalam rindu kepada-Nya untukmu ,Sayangku...

Sudut kasihku
S.F.
170913

SANG PENGEMBARA

(14)
Kubenam rasa pada bulan memudar pucat
Kuhirup malam bertabur aroma mawar di beranda tua yang lapuk
Bambunya diterjang zaman 

Tempat aku menulis syair-syair masa depan
Bulan masih tetap sama dalam kabut tipis
Seperti kemarin saat aku kembali merangkai puisi cinta
Untuk seseorang di pulau sebrang

Sendiri aku di pelabuhan sepi
Ditemani bayang semu memancar di laut
Tentang kangenku yang membuncah akan mawar di pulau seberang
Mendesak aku mengayuh sampan
Melewati gelora samudra demi sekedar menatap mata sayumu

Kekasih..
Di hitamnya malam masih ada cahaya yang takan pernah padam di hatiku
Membentuk satu Dunia yang dihuni para pujangga langit
Saat mentari terbit dan tenggelam kita akan sama-sama menikmatinya.
Saat bintang membetuk namamu di langit aku bisa melihatnya
Sudah kukelilingi mimpi untuk memecahkan misterinya
tapi belum kutemu jua jawabnya

Ingin kucari bayangmu di jingga senja
Akan kukayuh sampan yang rapuh sekalipun
Meyusuri pulau demi pulau karena aku anak kembara
Anak pulau yang resah
Anak pulau sang pemimpi
Anak pulau pujangga

Di pelabuhan sepi ini..
Ingin kuhirup kembali aroma mawarmu
Ingin kutulis kembali syair cinta
Hingga matahari terbenam, untukmu
Hanya untukmu

Sudut Rasa Empati
M.B
160913

Kamis, 12 September 2013

BERTISTIGHFAR Kepada ALLAAH SWT

BERISTIGHFAR kepada ALLAAH

12 September 2013 pukul 8:15
Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum wr.wb.


Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita. Istighfar memiliki dua makna.
Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal ‘azhiim, berarti kita minta ampun kepada Allaah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allaah sangat menyukai hamba Allaah yang terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allaah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.

Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan Astagfirullahal ‘azhim, berarti kita minta kepada Allaah, mohon kepada Allaah, amat sangat, agar Allaah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.

Subhaanallah. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allaah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan,semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di Dunia dan di akhirat. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allaah, maka Allaah mudahkan saat ia sulit, Allaah gembirakan saat ia sedih,dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga.”

Kemudian dalam Al Qur’an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah SWT berfirman,

“Beristighfarlah kepada Tuhanmu – sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun – niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh:10-12)

Beristighfarlah kita kepada Allaah, niscaya Allaah turunkan musim hujan yang berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allaah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian Allaah makmurkan negeri kita, Allaah sejahterakan kita. Allaahu Akbar.

Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma’sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allaah. Apalagi kita yang banyak dosa.

Astagfirullahal ‘azhiim, ampunilah dosa kami ya Allaah.. Tutupi aib kami…. Betapa selama ini kami mudah tergelincir dalam dosa namun tak bersegera memohon ampun kepada-Mu.



S.F.
120913

MERINDU Oleh Siti Fatimah

Andainya aku tahu...
Kan kupaksakan mata ini melek..
Biar puas mendengar tawa renyahmu
Ketika bahasa kita acap tak nyambung.

Aku rindu berbincang denganmu..
Di cuaca dingin malam-malam kelam...
Di panas siang benderang riang
Di senja hari usai muratal
Di sepertiga malam usai mengadu

Kau yg datang tak diundang!
Yang undur tinggalkan rindu.
Yang manggil diriku sayang
Sungguh!
Kutunggu sapa manjamu!


S,F.
Sudut sunyiku
120913

{ Biarkan Aku Menangis Ya Allah , Ya Robb , Ya Khaliq , Mengharap AmpunanMu!’ } Oleh Nur Adinda

{ Biarkan Aku Menangis Ya Allah , Ya Robb , Ya Khaliq , Mengharap AmpunanMu!’ }

11 September 2013 pukul 23:35
Bismillahhirohmannirohhim...........

Assalamu'alaikum:wr'wb..........

Ditengah malam, para hamba yang membelah kegelapan, mengharap ampunan Mu Ya Allah dengan menumpahkan semua air matanya. Tersungkur dalam sujudnya. ‘ Ya Allah ,Biarkan aku menangis Kepada Mu Ya Robb, Ya Khaliq , sebelum datang Nya hari yang penuh tangisan , dimana hari itu hanya naungan Mu yang Berkuasa . Sebelum terbakar semua tulang belulang hamba Ya Roob dan sebelum datang malaikat maut yang tidak pernah mengingkari perintahMu.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan berkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya AKU TAKUT KEPADA ALLAH’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).

“Segala sesuatu (di dunia ini) pasti memiliki timbangan dan takaran kecuali air mata, karena satu tetes darinya dapat memadamkan lautan api”.(Imam Ja’far, Bihârul Anwâr, jilid 93, hal. 331, Hadis No.14)
‘Aku tangisi diriku sebelum datang hari yang penuh tangisan dan sebelum datang hari yang tidak bermanfaatnya tangisan. Dua mataku seperti awan yang mendung yang menangis menumpahkan air mata bagaikan hujan, menyembuhkanku dari rasa takut kepadaMu Ya Allah , Ya Robb , Ya Khaliq , sebelum air mata Ku berubah menjadi darah dan sebelum titik hujan berubah menjadi batu.

Biarkan aku menangis Ya Allah Ya Robb , Ya Khaliq , mengharap ampunanMu!’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan: “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; “Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).

Subhanallah betapa takut nya Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , apakah kita Sebagai umat nya Muhammad Shallallahu alaihi wasallam tidak merasakan ketakutan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat di dunia ini , ingat wahai saudaraku manusia adalah makhluk yang hina yang tak pernah sempurna , tidaklah kita melewati detik , menit , jam , hari , tidak akan lepas dari kesalahan dalam kehidupan ketahuilah bahwa kita ini hamba yang hina yang selalu berbuat dosa maupun di sengaja atupun tidak .

Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah:Suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”.

Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab: “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”

Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya:“Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74).

Aina nahnu min haa’ulaa’i ? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!
Ketahuilah, tangisan dan air mata yang mengalir bertanda hati dan perasaan yang lembut. Mata yang tidak menangis menunjukkan kerasnya hati dan perasaan. Itulah sebabnya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam menganjurkan kita agar menangis. ‘Diharamkan neraka atas mata yang menangis karena takut kepada Allah.’ (HR. Ahmad).


Nur Adinda
P0ntianak,11092013.. Pk:23:32 )

MUHASABAH DIRI Mutiara Bening

Allaah.. Allaah.. Allaah...
Ya, Allaah kulidahkan bahasa jiwa atas sajadah basah
dengan rupa wajah bersalah setiap aku bersijingkat mendekap mesjid menguntai wirid, merajut tasbih dan tahmid menjeritkan debu-debu yang lekat pada tubuh.

Allaah... Allaah... Allaah..
Ya, Allaah, kupahami bahwa sejatinya hidup berasal dari lubang menuju ke sebuah liang gelap, pekat, dan dingin. Kusadari bahwa di dalam diri ini menganga 9 lubang. Lubang-lubang itu senantiasa terbuka. Terus mengangakan luka sebab ternyata mulut ini tak pandai melafazkan do'a. Telinga ini senantiasa dipenuhi angin fitnah dan sumpah serapah..
Dua mata ini hanya bisa memandang gelimang benda-benda dan memujanya sebagai berhala..Dua lubang hidung ini teramat susah mencium wangi sorga.. Lubang kemaluan dan lubang pembuangan menyemburkan nafsu setiap kuilihat syahwat tumbuh di jalan dan kelokan. Anak-anak zaman diasuh angin malam, penuh impian di bawah jembatan peradaban. Anak-anak sejarah tak pernah tercatat nama dan asal-usulnya. Di kolong langit makin mewabah aneka penyakit yang menambah sesak dadaku.

Allaah.. Allaah... Allaah..
Ya, Allaah.. aku berdendang menyuarakan tasbih putih, kafan putih, melati putih, dengan jiwa perih ya Robbana. Aku berlagu dan berguru hanya pada-Mu. Kenapa aku dilanda ragu dan cemburu? Denganmu aku memang bisa bergurau tetapi di hadapan-Mu ya Allaah.. aku hanya debu diterbangkan angin dan debu yang hangus dipanggang Cahaya-Mu.

Allaah... Allaah.. Allaah..
Ya,Allah.. Aku berusaha berlagu hanya pada-Mu...Kulidahkan resah waktu lalu.. Kunyanyikan dalam sujudku.. Kusenandungkan salah-khilafku, lalu kubasuh dengan dingin air wudhu. Kupadamkan api benci di hati. Kupahamkan api sufi di hati.. Kupahamkan, kusahamkan iman dan amalan. Kusahamkan, kuqatamkan dan kukuburkan dendam di hati...

ya, Robbana, rebana bertalu-talu di hatiku yang merindu maghfirah-Mu. Rebana berdentam-dentam siang malam.. Rasa cinta kulidahkan di atas sajadah basah, tapi resah tak terbasuh dan jiwa masih lusuh dan kumuh...

Allaah... Allaah... Allaah.
Ya, Allaah.. Aku mengarungi lautan gelisah yang membuncah... Ba' ikan, aku megap-megap di daratan. Tersuruk di lumut dan bebatuan. Terdampar mendekap luka sendirian...

Allaah... Allaah.. Allaah..
Ya, Allaah.. kulukai dadaku sendiri dengan lafaz do'a..Kunyanyikan luka hati di dalam geriap tarian jemari.. Malam kian kelam namun mulut dan batinku tak bisa diam, tikamkan belati Cinta-Mu sedalam iman.. Remukkan rusuk Adam sebelum bersemayam.. Kukuburkan luka menganga di bawah rindang daun kamboja...

Ya, Robbana, rebana menggema dalam hatiku yang rindu Senyum Manis-Mu.. Apa yang kudamba kini hanya satu, Ya, Kasihku.. ampunilah segala dosa dan salahku... Allaahumma ya, Robbana.. Kubenahi jasad, Kucuci hati. Kubenahi jihad dan niat.. kubenahi syariat dan hakikat.. kusempurnakan tarikan nafas tarekat untuk selalu terikat pada makrifat..

Allaah... Allaah.. Allaah...
Ya, Allaah.. Rebana cintaku bertalu-talu.. Menghalau pisau.. Risau dada ini, Nganga terbuka.. Berdarah dan bergairah.. Peluk dan dekaplah aku di kedalaman Cengkeraman-Mu yang Maha Dalam, Yang Maha Pualam, Yang Tak Pernah Diam...

Untukmu yang kusayang..
M.B.
Sudut Empatiku
120913

Rabu, 11 September 2013

JANGAN DITANYA MENGAPA Oleh Seberkas Cahaya-Cinta Menerangiku

 Ta' pernah lelah
menggandeng tangan agar ta' terjatuh
ta' pernah sedetikpun kata bosan menghantui malu
berkumandang syair cerita indah
buat jadi semangat

bertaruh teguh
sebelum detik detik BAYANGAN ini sirna
oleh waktu

...disini
saat malam kian menghampiri
perbutir embun embun kesejukkan menyelimuti hati
yang dirundung sedih
membuat sayu mata yang kelelahan
oleh waktu yang telah pergi
dan menenabobokan tubuh mungil
lirih dan letih

...disini
antara ruang dan waktu
antara selat dan samudera
hati jauh menembus batas awang kesadaran
bak angin menerawang jadi BAYANGAN
kuusap rambut itu
guna menyibak wajah ayu tertutup helaiannya
masih tampak wajah itu seperti dulu
SENYUM walau tertidur
namun gundah pun diBAYANGAN

ta' pernah akan disadari kehadiranku
ketika BAYANGANku menjelma
seraya tiupan angin dingin lagi sejuk
menerpa wajah ayu itu lembut

cukuplah begini
tanpa ia menyadari kehadiranku
dibuat dalam mimpi mimpi indah ditidurnya
dan makin lelap oleh tiupan angin sepoi BAYANGAN diwajah itu

biarkan BAYANGAN ini saja
yang selalu hadir
kala gundah mendera siksa

...dan
biarkan pula BAYANGAN ini lenyap
hilang tanpa kabar
manakala bahagia telah datang
menjelma nyata

JANGAN DITANYA MENGAPA....



Jkt,10091`3

Selasa, 10 September 2013

Putri Maia Semburat Jingga

Putri Maia Semburat Jingga Sungguh...
Senja itu menyentakkan mata...
Bulir indah itu menarik sukma...
Mendekat mengulumnya menjadi setangkai rindu....dan
Kutelankupkan tanganku meraih dan menjagamu...

Senja itu adalah sukma ...
Makna yang ter-eja dalam aksara nyata..

Tiap guratan nadinya menuntunku mengagumi keindahan-Nya..
Bekas lukisan tak terhapuskan meski zaman menggodanya....

Sedang maya hanya pelengkapnya..
Tak perlu kau selam,karna ia tak dalam..
Tak perlu kau eja,karna ia hanya sebuah jeda..
Cadas bersinar kemilauan karna senja mewarnainya
Air bersiul riang karna senja menghiasinya dengan nyanyian.
Nyanyian senja di pelataran jiwa...
Menyembulkan pucuk seroja yg malu menatap karna keindahannya...


Sungguh...
Senja itu memukau jiwaku..hingga aku kehabisan kata merangkai keindahannya...


PMSJ
060913