Selasa, 24 Desember 2013

SONO Ku Mutiara Bening / Fatimah Siti

Sore nu rehe combrek....
Tiisna sumeleket kana sela-sela kulit...
Kareret cai hujan murupuy ngusapan kaca
Nyakclakan tina biwir jandela
Mapay.... tembok nu teuas jeung combrek...

Tapi naon ieu nu haneut ?
Mapay nu kemong dina amparan pipi ?
Teu bisa disumputkeun...
Nembrak jeung acas...

Kaasih...
Tug tepi ka poe ieu...
Masih kumalangkang...
Sagala pamolah saparipolah...
Babalebatan...dina teuteup panon...
Acas tur cekas...
Oge galindengna Sora halimpu nu mepende hate...
Sora Hidep kanyaah tur kaasih...

Apan ceuk Hidep
Moal deuk ninggalkeun...
Tapi...
Tepi kiwari
Hidep teu embol-embol...
Sabab Hidep tos kalimpudan ku kabagjaan nu Hakiki
Ti MahaSuci...

Titip..nya Gusti...

Hate nu sono
Fat
241213

pEUTING NU SIMPE Ku Dess Sagitarina

Wening galindengna peuting ,
Antare anteng mepende,
Nu ngotretkeun simpe na sagara peuting,

Linduk anu kapigandrung,
Nyingraykeun rangrang kamelang,
Muka rasa patarema ,
Antara jiwa jeung raga.
Taya geusan pamuntangan ,
Mungguh Alloh nu kagungan
.

******dess******

211213

NU MANA ? Ku Dess Sagitarina

Wening asih anu mana?
Nu bakal ningtrimkeun ati,
Mawa bagja geusan mulang,
ka wanci anu pinasti?

Tresna rasa anu mana?
Nu nungtun jalan kabagjaan,
Geusan mulang ka mangsa nu bakal datang??

Tapak lacak carita nu kalakonan..
ngambah raga pangimpian,
Tong teuing malipir pasir,
Udagan basisir mencar..

Geuning wanci ngukuntit ..
Unggal detik terus leungit,,
Mupus umur nu ka ukur..
Nu teuing nepika mana!!!

**pati nganti **

Dess Sagitarina
21 Desember 2013

INGIN KULUPAKAN Oleh Nur Adinda

Di sudut kamar ku termenung.
Malam semakin sunyi.
Bulan tak nampak cahayanya.
Gemercik hujan masih tersisa.

Kenapa ?
Hatiku terasa sunyi.
Melengkapi malam.
Aku lelah ingin tidur.
Tapi mata tak mau trpejam.

Ada apa ?
Tolonglah aku ingin berhenti sejenak.
Melupakan semua yang telah terjadi dalam hidupku.
Lelapkan aku malam beriku mimpi yang indah.

Kesunyian hati panggilan jiwa.
Merintih meratap mengharap sesuatu yang hilang.
Kehampaan beralasan.
Kesepiaan kemarau hati tak di sapa cinta.

Tuhan ..
Tegarkan jiwa ini.
Kuatkan hati hadapi kesunyiaan.
Lenyapkan kesepiaan ini dg kerinduaan menyebut nama-Mu ______/\_____/\_____/\_____
— di Tahajud,tafakur,dan bersyukur binikmati ilahi robbi



Sudut Sunyi
171213

C U K U P !!!! Zmr Merpati putieh Nur Adinda

Ya, kamu benar adanya, bahwa aku takut untuk melangkah terlalu jauh bersama harapan ini, takut yang tak terlihat, hanya mampu terucap lewat siratku saja...

Apa yang harus aku katakan, takutkah atau bahagia ?

Bahagia karenamu telah menemukan dunia baru, langkah awalmu tuk melanjutkan mimpi-mimpimu yang dulu sempat terkubur, dan kini kamu bangkit karena dunia barumu itu yang mungkin juga membuatku-TAKUT akan kehilangan dirimu....

Kamu bersama dunia barumu akan membuat waktumu penuh dengan keasikan-keasikan indah,,, lalu- aku hanya akan menjadi bayang yang kau tinggalkan... begitulah bayanganku saat engkau masih menjadi Ibu angkat baiku.....

Tapi- nyatanya hati berkata takut pada hal lain, bukan takut terhadap mu yang akan pergi meninggalkan sejuta bayang yang telah kita lalui sebagai anak and Ibu, namun aku takut jika harapku menjadikanmu_lebih_tak tergapai, dan hanya menjadi puing kenangan yang sempat singgah mengisi harapan-harapan indahku......

Ahhhhh tak bisakah aku berharap padamu suatu saat nanti, ---hanya satu kali ini saja----- DAN hanya berharap kepadamu suatu hari nanti...
Bagaimana bisa hati ini mengatakanya kepadamu?, sedang kamu asik dalam dunia barumu yang membuat senyumu selalu mengembang indah.....

Ahhhhhhhhhhhhhh lagi dan lagi aku menjadi pengecut terhadap hatiku menghadapi realita yang terjadi.... sampai kapan ?? hah_ akupun tak tau...
_C.U.K.U.P____ Nur Adinda _____

TAK MAMPU KULUKISKAN KEAGUNGAN-MU Oleh Nur Adinda

Betapapun kulukiskan keAgungan-Mu dengan deretan huruf-Mu tetap meliputi semua arwah

Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabb ku

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan
kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa
tentram.

Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan
padamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa
kantuk dari-Mu yang menentramkan.

Tuangkan dalam jiwa yang bergolak
ini kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb,
tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu.

Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus.

Dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-
Mu.

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan
memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah
sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala
tentara-Mu.

Ya Allah, sirnakan dari kami
Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera.

Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kami
memohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan.

Cukuplah Engkau
sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan
Penolong_____/\____/\____/\____
— di Tahajud,tafakur,dan bersyukur binikmati ilahi robbi...


Sudut Sunyi NA
221213

I B U Oleh Nur Adina

Kalau aku mendengar nama ibu
Rasanya aku kembali ke jalan-Nya
Dibimbing oleh-Nya
Karena semua hal tentang ibu adalah anugerah
Anugerah yang indah

Dari nama yang engkau beri
Mempunyai arti yang sangat mendalam
Namaku adalah doamu
Menjadi orang kaya
Kaya hati, iman, ilmu, teman, dan harta

Kini aku sudah beranjak dewasa
Mencoba meniti kerikil-kerikil tajam kehidupan
Mencari dan selalu mencari
Arti hidup yang pernah engkau ajarkan, ibu
Akankah aku bisa melewati hidup ini sesuai harapanmu

Bagaiaman aku menjalaninya tanpa do’amu
Tanpa semangat yang engkau berikan
Bagaimana aku bisa sampai seperti sekarang ini
Tanpa kekuatan yang engkau berikan

Bagaimana aku akan membalasnya
Bagaimana aku akan mengasuh engkau di hari tuamu
Bagaimana aku bisa mencapai puncak kehidupan ini
Bagaimana aku bisa mendapatkan yang seperti engkau, ibu
Bagaiamana akhirnya nanti (kami) akan merawatmu
Bagaimana nanti kita akan berangkat haji bersama
Seperti cita-cita yang sering aku ucapkan di hadapanmu

Bagaimana aku akan membalasnya ibu
Sudah cukupkah yang kulakukan selama ini untukmu
Sudah benarkah tindakanku bagaimana menyapamu
Bagaimana memberimu hadiah
Dan bagaimana itu semua akan kulakukan

Oh Tuhan, bolehkah aku merawat ibuku seperti dia merawatku di waktu kecil
Jika aku tidak sempat maka rawatlah dia seperti dia merawatku sewaktu kecil

Selamat hari IBU____/\____/\____/\____
 
 
Nur Adinda
Pontianak 221213

KEMANA ENGKAU AKAN PERGI.. Nur Adinda

Kemana engkau kan pergi
Bila jiwa ini kan pasti kembali
Kemana kau akan berlari
Bila nafas jiwa mu akan terhenti

Kenapa kau selalu berfikir tuk hidup kekal abadi
Padahal kau pun menjumpai org disekitarmu mati
Keindahan bagaimana yang kau cari
Kebahagiaan seperti apa yang ingin kau capai
Sedangkan yang indah dan bahagia terletak pada pandangan hati

Mengapa hidup mu hanya memikirkan hal yang bersifat duniawi
Sedangkan keduniaan tak selalu menjanjikan keabadian hakiki
Akhirat pun selalu menanti
Ia pasti kan kau temui
Diakhir perjalanan ukhrawi

Oh bertapa engkau merugi
Ketika harta dan perhiasan dunia membumbung tinggi
Sementara jiwamu Kosong dan sepi
Dari Nilai aqidah dan Amaliah ilahi

Apakah engkau mengira Allah Itu Tiada Disini
Padahal setiap saat kamu di awasi
Hanyalah Dia yang patut engkau ibadahi.
Bukan makhluk dan Harta benda yg selalu Kau Puji

Cepatlah Engkau Kembali
Kepangkuan Rabbi
Dengan perasaan menyesal dan Meratapi diri
Agar kau akan diridhoi dan tak menyesal jika kau mati suatu saat Nanti............


{ INTROSPEKSI DIRI } .....
Aa and Nur Adinda ..............
Ponti,

KETAHUILAH DAN KATAKAN WAHAI KEBIJAKAN Oleh Nur Adinda

KETAHUILAH atau KATAKANLAH
Wahai KEBIJAKAN


Kau terlahir dari perenungan para Pemujamu
Melebur dalam menghias langkah
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa
Yang ku tau KAU bagian dari hidupku

Wahai KEBIJAKAN
Mendekatlah padaku
Agar aku bisa menyatu dalam larut hidupku
Tak pandang penting Orang mau berkata apa
Yang ku tau ku ingin berdiri di atasmu

Wahai KEBIJAKAN
Ku temukan KAU dalam Perenunganku
DAri hasil Pemahaman yang Mendalam
Yang dilandasi Oleh rasa Adil
Tak pandang penting orang mau berkata Apa

Wahai KEBIJAKAN
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa
Yang ku tau
KAULAH TUJUAN LANGKAHKU.

TERUNTUK : PARA PEMUJA KEBIJAKAN......... { INTROPEKSI DIRI } ZMS

DIAM Oleh Mutiara Bening

Diam....!!!
Lihatlah!
Telah kucabut duri yang nenusukmu...
lalu kubuang di sampah tak berdasar....

MB
181213

INDAHNYA HUJAN DESEMBER Oleh Nur Adinda


Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Desember
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Desember
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Desember
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Bukankah gerimis dan hujan telah mengajarkan kepada kita tentang ketabahan? Mimpi kita adalah oase di padang perjalanan yang panjang. Telah selaksa langkah terayun bercucur peluh. Ada lelah yang menjadi hiasan kanvas kehidupan, dan keluh kesah sebagai warna hitamnya. Haruskan hitam menjadi satu-satunya warna goresan kita?

Mari meraih mimpi tanpa mengumbar resah, kendati jiwa dan raga lelah. Menggapai angan selalu tak mudah, seakan lumrah jika diwarnai amarah, namun kesabaran akan terasa dan terlihat indah. Mari berguru pada ketabahan hujan, yang hanya membisikkan mimpinya pada deru angin, lalu mengarungi ketinggian langit untuk meraih kelopak bunga yang dirinduinya.

Adalah hujan turut mengajarkan kita sikap bijak. Ia menjejak cakrawala dalam bingkai waktu yang terus berlalu. Tercurah, deras, menggerus, kemudian berlalu. Ia lurus menatap masa depan. Ia enggan terus berkubang dengan masa lalu. Karena, hujan merasa lebih indah menatap kuncup yang mekar, merasa lebih syahdu menyimak gemercik mata air.

Kita pun bisa sebijak hujan. Masa lalu adalah kilasan sejarah yang terkadang harus dibiarkan berlalu. Kita harus mampu berkelit dari suramnya masa lalu. Kita harus sanggup melepas belenggu kegagalan. Hidup harus dibangun dengan pondasi optimisme, sebijak optimisme hujan menyambut kunang-kunang di remang langit petang.

Lihatlah indahnya hujan saat menerpa senja. Rintiknya tulus membauri bumi. Rinainya mengalir tanpa pamrih, menghias langit kemarau dengan seutas pelangi, membungkam petir dengan dekapan sunyi. Rintik hujan yang selalu dirindu, namun kita tak kunjung mensyukuri. Derai derasnya terkadang dijawab gerutu, sedangkan kita tak jua menginsyafi.

Hujan tak akan pergi meski dicaci, meski dibenci. Ia akan selalu memenuhi janji cintanya kepada bunga, kepada rerumputan, kepada ikan, kepada belalang, kepada kupu-kupu, dan juga kepada kita. Lantas mengapa kita lupa untuk arif seperti hujan? Bukankah kita terlalu sering berbuat demi sebuah pamrih, bukankah kita selalu ingin dipuji, bukankah kita beramal terkadang untuk disanjung?

Kita akan selalu rindu kepada gerimis, dengan sesekali memaki karena ia membasahi baju kita, tanpa mensyukuri karena ia memercikkan lumpur pada kendaraan kita. Tetapi gerimis tak akan hirau. Ia sudi dimaki, ia tak galau jika dilupakan, ia tanpa pamrih _____/\____/\____/\_____



Sudut Renungan
Nur Adinda
Ponti,231213

Kamis, 12 Desember 2013

WAHAI KEBIJAKAN Oleh Aa Jimmy

KETAHUILAH atau KATAKANLAH
Wahai KEBIJAKAN
Kau terlahir dari perenungan para Pemujamu
Melebur dalam menghias langkah
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa
Yang ku tau KAU bagian dari hidupku

Wahai KEBIJAKAN
Mendekatlah padaku
Agar aku bisa menyatu dalam larut hidupku
Tak pandang penting Orang mau berkata apa
Yang ku tau ku ingin berdiri di atasmu

Wahai KEBIJAKAN
Ku temukan KAU dalam Perenunganku
DAri hasil Pemahaman yang Mendalam
Yang dilandasi Oleh rasa Adil
Tak pandang penting orang mau berkata Apa

Wahai KEBIJAKAN
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa

......... Yang ku tau
KAULAH TUJUAN LANGKAHKU.

TERUNTUK : PARA PEMUJA KEBIJAKAN


{ INTROPEKSI DIRI }
ZMS
101213

MUNAFIK Oleh Jimmy Nur Adinda

Sering bila qt dikecewakan teman, sahabat bahkan saudara,
kita lalu teringat perbuatan, pemberian bahkan pengorbanan kita kepada mereka.

Lalu sadar atau tidak, tercetuslah apa yang telah kita lakukan itu...
hingga terdengar oleh mereka.

- "Dulu si fulan kalau bukan karena AKU..."
- "Waktu si fulanah sakit, siapa yang paling repot.... AKU."
- "Menyesal aku, kalau tahu begini, nda' KU tolong dia."

ASTAGHFIRULLAHAL ADHIIM

Wahai diri,
ingatlah pada firman Allah Ta'ala;

"Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Alloh Maha Kaya lagi Maha Penyantun."
(Al-Baqarah [2]: 263)......


{ INTROSPEKSI DIRI } .......
Jimmy / Nur Adinda
101213

DALAM PERENUNGAN Oleh Fauziah Fadhillah II

Kala dalam perenungan
Aku berbincang dengan nurani
Bulatkan tekad merenda masa depan
Tebar ilmu….. terangi jalan
Ciptakan insan-insan beriman

Aku ingin menjadi insan pengasih
Aku ingin menjadi insan penyayang
Aku ingin menjadi insan sabar
Aku ingin menjadi insan pemurah
Aku ingin menjadi insan pemaaf
Aku ingin menjadi insan suci dalam berpikir
Aku ingin menjadi insan suci dalam bertindak
Aku ingin menjadi insan selalu dipercaya
Aku ingin menjadi insan selalu memiliki kebesaran hati dan jiwa
Aku ingin menjadi insan selalu memaafkan kesalahan orang lain
Aku ingin menjadi insan selalu adil dalam memberikan sangsi
Aku ingin menjadi insan perintis dan pelopor peserta didik
Aku ingin menjadi insan selalu belajar dan berkarya
Aku ingin menjadi insan selalu mengajarkan ilmu dan kemuliaan hidup
Melalui cahaya hati sampai batas akhir kehidupan.

Kala dalam perenungan
Aku berbincang dengan nurani
Suara hati…….
Tak mampu terucap banyak
Namun kucoba untuk mengukir makna
Dalam setiap realita...............


{ INTROSPEKSI DIRI)
Fauziah Fadhillahma
Ponti,121213

Do'a Kami Oleh Fauziah Fadhillah II

Ya Allaah...
Ya Tuhan kami,
Curahkanlah rahmat-MU kepada kami berkat al-Qur’an ini,
Dan jadikanlah ia bagi kami panutan penuntun utama,
Cahaya penerang gulita,
Petunjuk menuju ceria dan rakmat dalam segala.

Ya Ilahi...
Ya Tuhan kami,
Ingatkan kami yang terlupa dan tersilap dari ayat-ayatnya
Dan ajarilah kami daripadanya yang tak kami tahu.
Berilah kami karunia untuk membacanya
Ditengah kelam kelegaman malam
Dan dipenghujung siang benderang..
Jadikanlah al-Qur’an ini bagi kami sebagai pembela..
Wahai Tuhan ilaahal 'Alamin,
Perkenankanlah pinta dan doa kami........ {INTROSPEKSI DIRI }...........

KAMI MALU Oleh Nur Adinda / Fauziah Fadhillah

Sejenak kami berpikir..
Kami mulai merenung tentang hidup ini..
Kami menangis tersedu-sedu..
Air mata kami mengalir deras..

Kami pun menjadi sangat malu..
Merasa hina..
Merasa kotor..

Betapa banyak dosa kepada-Mu
yang telah kami lakukan..
Betapa banyak perintah- Mu
yang telah kami ingkari..

Jijik terkadang dengan diri sendiri..
Seolah menjadi manusia munafik..
Benar-benar munafik..

Melakukan ibadah banyak dengan sembunyi
Tetapi menjadi ujub..
Melakukan ibadah banyak dengan terang-terangan
Hingga menjadi sombong..

Inikah kami sebagai manusia yang pantas Engkau ciptakan dan banggakan..
Bahkan Engkau banggakan kepada penghuni langit bahwa kita adalah khalifah…
Sedih kami..
Malu..
Benar-benar memalukan..

Hanya menjadi manusia yang banyak berbuat kerusakan di muka bumi..
Bahkan lidah telah banyak menyakiti hati muslim lainnya..
Berapa perbandingan dzikir dan ghibah yang telah kami lakukan..??

Kami pun semakin gerah dengan semua dosa-dosa ini..
Banyak do'a yang kami panjatkan pada-Mu..
Padahal semua hanya hawa nafsu kami saja..

Kapan doa itu tulus hanya karena-Mu..?
Tulus ikhlas supaya dekat dengan-Mu?.

Ya Allaah..
Kami malu..
Kami malu..

Bahkan ketika bersikap munafik..
Masih saja ada manusia lain yang menganggap diri ini baik..
Bahkan ketika pernah bohong...
Masih saja ada manusia lain yang menilai diri ini manusia yang jujur..

Kami malu..
Tersadar bahwa pandangan orang adalah rahmat dan teguran dari-Mu..
Engkau lebih tahu ya Allah bahwa aku tidak sebaik yang orang pikirkan..
Kami tidak sejujur yang orang pikirkan..
Semua hanya fatamorgana pendangan mereka saja..

Lalu kami menjadi semakin malu pada-Mu ya Allah..
Bahkan ibadah yang kami panjatkan dengan sungguh-sungguh t
Tdak mampu menyaingi kebesaran-Mu..

Kami malu dan tersadar…
Betapa Engkau sangat baik pada kami..
Sangat sayang pada kami..
Bahkan ketika kami berbuat maksiat..

Maaf-Mu selalu terbentang luas..
Kesempatan selalu terbuka lebar..
Dan orang-orang masih percaya dan
Memaafkan sikap kami..

Apa itu hanya kebetulan?
Salah besar!
Semua adalah karena-Mu..
Semua karena rahmat-Mu..
Bahkan segala aib hidup kami Engkau tutupi dengan indah,,
Engkau balas dengan begitu banyak kebaikan..
Namun kapan kami pernah bersyukur..??

Mempertebal iman??
Mencintai-Mu dengan tulus??
 

Kami malu ya Allaah..
Sungguh kami malu..
Kami malu…
Kami malu..

Bahkan kami bersumpah
Jika kami masih bermaksiat kepada-Mu..
Bunuh saja kami..!!!
Kami sudah tidak tahan..!!!

Tahu kah Engkau, ya Allaah..
Jiwa ini sudah tidak kuasa lagi menangis 

karena menyesal menghianati-Mu..
Menangis karena banyaknya khilaf..

Ya, AllAah kami sungguh malu..
Semoga Engkau menerima tobat kami.......


{ INTROSPEKSI DIRI } ........
Fadhilah Fauziah II
121213

DUA BELAS KEHIDUPAN Oleh Fauziah Fadhillah / Nur Adinda Putri

Dua belas kehidupan
Dari mata gunung agung
Tergambar berbagai warna
Penuh kesunyian
Penuh kegembiraan

Dua belas kehidupan
Hanya butiran hari biasa
Di rangkum dari satu asa
Kemenangan?

Dua belas kehidupan
Penuh lembaran pertanyaan
Tentang kehitaman
Tentang peringatan
Tentang percintaan
Tentang tangisan

Dua belas kehidupan
Tentang kemenangan........


{ INTROSPEKSI DIRI } ..........
Nur Adinda
131213

Dunia Maya Oleh Nur Adinda

Pada kesempatan yang tak terduga
Pada Sebuah dunia yang tak nyata
Kita dipertemukan Olehnya
Untuk menjalin sebuah ikatan Ukhwah Islamiyah
Demi tegaknya kalimat Allah

Begitu banyak Pesan yang tertangkap
Dari setiap tulisan yang diungkap
Walau terkadang fikiran tak dapat menjawab
Tapi hati selalu Akrab

Kau selalu perlihatkan senyum terindah
Dan kata-kata penuh makna
Menyemangati ketika duka melanda
Memberi angin segar ketika putus asa
Untuk seseorang yang belum tentu ada
Pada sebuah ikatan Dunia maya

Kata-kata mu penggugah Jiwa
Kalimat yang terjalin penuh sastra
Doa yang terucap penuh kharisma
Senyum terungkap penentram jiwa
Dari mu bak seorang pujangga

Ketika Aku mulai bangkit dari keterpurukan
Ku kembali merangkai impian
Demi sebuah tentangan masa depan
Kau kirim pesan sebagai doa dan harapan
Yang ternyata Pesan terakhir sebelum menjumpai Tuhan

Kubiarkan wajah ini dibasuhi air mata
Kembali Termangu di hening senja
Mencoba Mengeja samarnya goresan makna
Sehingga dapat membuat aku terkesima
Saat ku coba lacak jejak yang ada
Lalu terukir sebuah prasangka di sana

Tanyaku tak henti menyumbat denyut nadi
Ku terpaku Menepaki altar kehidupanmu yang Suci
Ketika Senja Mulai menyelimuti
Pada lembaran kisah berbingkai ini

Kini kembali Kucari-cari…
Di pelabuhan tempat perahu dulu kutambat
Jejak-jejak tak akan menghilang
Ombak tak akan mampu menghapus tanda yang
KAU gores di pasir kala itu!
Isyarat yang dulu kau tinggalkan
Pada dinding tua lumuran
Tak akan sirna begitu saja
Memang tak ada yang tahu…
Kecuali hanya desiran ombak
Yang jadi saksi bisu!

Terima kasih Teman
Atas segala Pembelajaran hidup yang kau ciptakan
Merupakan sebuah pelajaran yang tak ternilai harganya
Akhirnya jejak sejarah yang ada
Memberi makna akan sucinya Cinta
Hanyalah Milik Allah........


Aa and KAK PUTRI Nur Adinda ...............
.Introfeksi diri
Ponti,121213

JEJAK di DUNIA MAYA Oleh Nur Adinda

Pada kesempatan yang tak terduga
Pada Sebuah dunia yang tak nyata
Kita dipertemukan Olehnya
Untuk menjalin sebuah ikatan Ukhwah Islamiyah
Demi tegaknya kalimat Allah

Begitu banyak Pesan yang tertangkap
Dari setiap tulisan yang diungkap
Walau terkadang fikiran tak dapat menjawab
Tapi hati selalu Akrab

Kau selalu perlihatkan senyum terindah
Dan kata-kata penuh makna
Menyemangati ketika duka melanda
Memberi angin segar ketika putus asa
Untuk seseorang yang belum tentu ada
Pada sebuah ikatan Dunia maya

Kata-kata mu penggugah Jiwa
Kalimat yang terjalin penuh sastra
Doa yang terucap penuh kharisma
Senyum terungkap penentram jiwa
Dari mu bak seorang pujangga

Ketika Aku mulai bangkit dari keterpurukan
Ku kembali merangkai impian
Demi sebuah tentangan masa depan
Kau kirim pesan sebagai doa dan harapan
Yang ternyata Pesan terakhir sebelum menjumpai Tuhan

Kubiarkan wajah ini dibasuhi air mata
Kembali Termangu di hening senja
Mencoba Mengeja samarnya goresan makna
Sehingga dapat membuat aku terkesima
Saat ku coba lacak jejak yang ada
Lalu terukir sebuah prasangka di sana

Tanyaku tak henti menyumbat denyut nadi
Ku terpaku Menepaki altar kehidupanmu yang Suci
Ketika Senja Mulai menyelimuti
Pada lembaran kisah berbingkai ini

Kini kembali Kucari-cari…
Di pelabuhan tempat perahu dulu kutambat
Jejak-jejak tak akan menghilang
Ombak tak akan mampu menghapus tanda yang
KAU gores di pasir kala itu!
Isyarat yang dulu kau tinggalkan
Pada dinding tua lumuran
Tak akan sirna begitu saja
Memang tak ada yang tahu…
Kecuali hanya desiran ombak
Yang jadi saksi bisu!

Terima kasih Teman
Atas segala Pembelajaran hidup yang kau ciptakan
Merupakan sebuah pelajaran yang tak ternilai harganya
Akhirnya jejak sejarah yang ada
Memberi makna akan sucinya Cinta
Hanyalah Milik Allah........



Aa and KAK PUTRI Nur Adinda ................
Ponti,121213

PANORAMA ALAM.... Oleh Siti Fatimah


Subhaanallaah.. walhamdulillaah...
Setelah setiap hari tersuguhi kehirukpikukan kota...
Saatnya memanjakan mata dengan panorama alam nan indah
Yang terbentang luas di depan mata...
Foto: Subhaanallaah.. walhamdulillaah...
Setelah setiap hari tersuguhi kehirukpikukan kota...
Saatnya memanjakan mata dengan panorama alam nan indah 
Terbentang luas di depan mata dengan udaranya yang sejuk dan suasana yang nyaman....

Terima kasih ya Allaah.. atas karunia indra yang Engkau anugrahkan pada raga dhaif nan fakir dan dzanbi ini...
hingga kami mampu menikmati kebesaran-Mu...
Mata kami masih jelas memandang keindahan ini.....
Raga kami Kau mampukan menyusuri lembah dan bukit yang Kau suguhkan...
Sujud kami hanya pada-Mu ya Rabb...
Tiada yang lain yang mampu menyingkirkan-Mu dari jiwa raga kami...

Yaa, Ghafuur...Ampunkan bila kami pernah lalai akan kewajibaan kami sebagai makhlu-Mu nan lemah...
Maafkan kami yang sempat alpa dan lupa ,yaa Afaww...

Yaa,Rahiim...
Dalam hidup kami...
Hanya Rahmat dan ridla-Mu yang kami rindu...
Jangan pernah Engkau tinggalkan kami ya Rahmaa...
Aamiin...Udaranya nan sejuk membelai wajah lelah...
Suasana nyaman menyelusup ke relung jiwa yang gersang ...

Entah...ada haru diam-diam menggelitik hati...
Saat bincang dalam bisu.bersahutan...
Lalu luruhlah bening asin di pipi yang kering terbakar...

Wahai..Engkau pemberi segala kenikmatan...
Terima kasihku tak cukup....
Tuk menyatakan rasa syukurku pada-Mu, ya Allaah....
Atas karunia indra yang Engkau anugrahkan...
Pada raga dhaif nan fakir dan dzanbi ini...
Hingga kami mampu menikmati kebesaran-Mu...

Mata kami masih jelas memandang keindahan ini.....
Raga kami Kau mampukan...
Tuk menyusuri lembah dan bukit yang Kau suguhkan...
Sujud kami hanya pada-Mu ya Rabb...
Sebagai rasa syukurku pada-Mu...
Tiada yang lain yang mampu menyingkirkan-Mu...
Dari jiwa raga kami...

Yaa, Ghafuur...
Ampunkan kami...
Bila pernah lalai akan kewajibaan kami...
Sebagai makhlu-Mu nan lemah...
Maafkan kami yang sempat alpa dan lupa ,yaa Afaww...

Yaa,Rahiim...
Dalam hidup kami...
Hanya Rahmat dan ridla-Mu yang kami rindu...
Jangan pernah Engkau tinggalkan kami ya Rahmaa...
Aamiin...




Sudut Sunyiku
SitiF atimah
05102013

FATIMAH Oleh RiezaAbdillah RomeoRomantique

RiezaAbdillah RomeoRomantique
    
          FATIMAH

Kekasih...
Kucoba sesaat mengingat masa..
ketika kisah terkenang dengan bening yang menggenang...

********************
Lantang, tegas, tegap bagai orasi...
Menatap semua seperti tumpukan terasi...
Menganggap pikiran lain terlihat basi...
Melumat keyakinan mereka menjadi sangsi...

Tapi...
Entah apa yang telah membuatku layu...
Di saat kata-kata rancak berapi-api ...
Dikala bara dada menyala-nyala ...
menepis
menyangkal
mencecar
menyerang
Kemudian lemah dalam sepatah katamu....

Air mataku berlinang....
Kata-kata yang rancak berapi-api...
Bungkam...
Bara dada yang menyala-nyala
Redup...
Tepis
Sangkal
Cecar
Serang
Hanyut dalam lembut hatimu...
....
....

Dimana lihai lidah yang dibanggakan...
Kemana keras hati yang diagungkan...
Sekejap lenyap, senyap...

Bersamamu...
Aku mengerti akan manusia yang memanusiakan manusia...



“Fatimah”
06 Des 2013

Sabtu, 07 Desember 2013

PERJALANAN NAN PANJANG Oleh Putri Nur Adinda

Aku melangkah kaki menyusuli
Jalan² yang berliku…
Penuh dengan duri berbisa…
Sehingga hatiku terluka
Terguris tanpa disedari…
Aku teruskan perjalanan ini
Walaupun semakin aku berjalan
Aku semakin jauh dari destinasi yg dituju…
Ku cuba kuatkan semangat…
Hari semakin kelam… malam mula menjelma
Aku masih sendiri mencari arah…
mencari arah tujuan
yang entah ke mana harus ku bawa diri

kaki semakin lemah…
badan semakin lesu…
aku tiada upaya meneruskan perjalanan
dah berapa kali aku jatuh tersungkur…
ku pujuk hati bangkit perlahan²….
Meneruskan perjalanan yg tiada penghujungnya ini…

Terlalu jauh perjalanan ini ku lalui…
Hati semakin rasa siksanya…
Tapi aku tidak lupa berdoa pada Illahi
Berikan aku kekuatan
Moga masih ada sisa² semangat juang
Untuk ku teruskan hingga ke noktah terakhir…
Aku percaya…
Ada sesuatu menantiku…
Aku terus bersabar… walaupun ku sendirian
Tanpa teman bicara…
Tanpa sahabat meluah kata…
Hanya pada Allah tempat aku mengadu
Moga ada benih kejayaan menantiku di hadapan
Insya-Allah……


Sudut Sunyi
Nur Adinda
041213

CEMBURU Oleh Siti Fatimah

Lembutnya kau ucap...

"Maafkanlah aku yang tlah
mendua..."

Lalu...Ada nyala... terbakar...
Hangus...

Didih darah, menggelegak.....
Mengguncang dahsyat, dada...
Kutahan dengan pejam mata...

Lembut kuucap kata...

"Siapakah dia, kekasihku?"

Pelan, kau buka dompet...

"Ini, lebih cantik darimu..."

Pelan, kutengok gambar....
Mata membelalak....
Dari sudutnya ada yang meleleh,
panas...

Perlahan kujatuhkan tubuhku....

Terasa hangat dekapnya,...

Kurasa...aku jatuh CINTA lagi pada orang yang sama..
Yang entah untuk keberapa kali...

"Trima kasih, Tuhan,...
Kekasihku tetap setia..."

Sedang dompetku tak pernah ada fotonya...

Sudut CINTA
S.F.
041213

DI BALIK AWAN HITAM... Putri Nur Adinda


"Awan Desember akan hitam"
Begitulah bisiknya di penghujung November...
Tak kuhiraukan...
Berharap desember ini ceria
Seperti nyanyian Sang pujangga
Dan kemudian lamat-lamat lolongan anjing dari kejauhan
Mengiringi awan di awal desember ini..

Hitam..
Kelam..
Merampas separuh jiwa
Bahagia dan tawa
Menyeret aku..dia..mereka..
Dalam pusaran kepedihan
Memaksa kami tuk menutup sebuah kisah hidup
dengan senyum berselimut air mata...

Benarlah awan desember ini hitam
Dan ketakutan itu merasuki sudut gelap logika ini..
Jauh sebelumnya...
Kepedihan yang dibawa sang awan
Pernah menggerogoti hati ini
Dalam dimensi yang masih tak ku pahami...
Ketika itu...beribu tanya menghujam logika
Dan kini semua seolah terjawab
Dengan kehadiran awan hitam di awal desember ini...

"Awan desember masih hitam.."
Begitu bisiknya berulang kali
Saat kupikir semuanya telah usai
Namun..semakin ku ingkari keberadaannya..
bisikan itu semakin kuat...

Dan pandanganku terpaku pada sosok lemah tak ada daya...
Menahan sakit yang menggerogoti tubuhnya yg pernah kekar...
Ketakutanku bukan pada keberadaan suara-suara itu..
Ketakutanku ada pada kebenaran suara-suara itu...
Batinku tetap tersenyum seolah tak mendengarnya
Tapi perputaran masa dalam menyajikan realita
semakin mengantarku pada titik kebenaran bisikan itu...

Tuhan...ku anggap ini anugerah dari-Mu...
Ku mohon...jika ini benar pemberian terindah-Mu
Sertakanlah kekuatan dan kesabaran di dalamnya..
Jangan biarkan diri ini menjadi pecundang dalam ketakutan.............



Sudut sunyi
Nur Adinda
Ponti,071213

Senin, 02 Desember 2013

KEPADA-MU TUK MENGADU

Betapa aku harus mengungkap...
Kepada-Mu tuk mengadu...
Sungguh besar dosa-dosa ini
Tak terukur walau sewindu...

Kini aku sadar akan hakiki...
Hidup bukan sekedar emosi...
Yang tak kunjung puaskan diri...
Yang kan hilangkan jati diri...

Kini aku bersujud,
Dengan kerendahan aku memohon
Beri kesempatan mengubah diri....
Sebatas desah nafas ini menanti...

Gema panggilan-Mu mengusik iman...
Betapa mudah diri meninggalkan-Mu...
Mabuk tuk memburu angan dunia
Sampai terpuruk di lembah duka...

Sudut sunyiku

PUISI MERAGA SUKMA Oleh Siti Fatimah

Alhamdulillaah...
Akhirnya kalian bisa bersua...
Bertatap dan bercakap...
Berkata dan bercanda...
Pada waktu tiada tentu...
Dengan syarat penuh sayat...
Namun bahagia ikut menyerta...

Syukurku kalian bertemu...
Rindumu bersatu padu...
Beserta rasa mengharu biru...
Menyatu dalam ujud semu....
Hanya orang-orang tertentu...
Yang tau...
Kalian saling merindu...

Duhai, habibillaah...
Wahai, habiballaah...
Berbahagialah Sayang...
Bisa berbincang walau dalam bayang....
Kasih sayang Sang Penyayang...
Izinkan kalian saling sambang....

Trima kasih ya Rabb...

Sujud syukurku
Fat
Buat Anak-anakku  NAP & SLP

011213

MANUSIA KELAM Oleh Nur Adinda

Datang di keramaian..
Menjadi manusia setengah abadi..
Dan dia dengan ke-egoisan dan kemunafikan..
Bibirnya berucap makna berisi..

Jauh aku terus menjauh..
Apakah benar kebahagian harus ku peluk?
Dan kesedihan harus ku buang?
Aku memang harus pergi disaat bumi menjadi gelap..

Ternyata ia tak melihat..
Ternyata ia hanya kelam gulita..
Yang hanya membicarakan artis -artis bertopeng..
Lalu apakah dia putih?

Bagaimana kalau ia melihat?
Tampak dalam kaca..
Tampak kelam yang dalam dirinya..
Kalau ternyata dia tak putih..

Ia hanya kelam yang dalam..
Berkumpul dengan hitam..
Membentuk kemunafikan..
Atas ke-egoisan yang menganggap bahwa dia putih....

CINTA SEJATI Oleh NUR ADINDA

Sedari dulu kukatakan semuanya...
Ada cinta yang merekah di hati
Bukan sekedar kobaran yang
meruah....
Membakar jiwa yang melelah...
Dan menanti kepastian yang
memudar...
Arti cinta sejati yang kutemukan
Sejatinya tak ada pada kata-kata....
Tiada melekat dalam samudera..
Dan tenggelam laksanakan
matahari.....
Serta merta merekah bersama
cakrawala....
Cinta sejati adalah yang mengerti....
Mau memahami bahwa dunia itu, sangat berarti....
Dan hilangkan rasa gundah meski mendengki....
Sengat Dunia yang meracun, tiada goresan...

Tapi cinta yang membelai...
Bekasnya kan slalu terukir...
Indah pun buruk rupanya jua...
Namun cnta tak seburuk dari tuah kita.....

Sudut sunyi
NAP
281113

TMENAFAKURI ALAM Oleh Siti Fatimah

...
. Ini lagi ayat-ayat-Mu...

Subhaanallaah....

Lalu...apa mungkin kita menolak..
Uuntuk terus dan terus bersyukur atas karuni-Ny..
Yang telah memberi kita mata untuk bisa membaca ayat-ayat-Nya?
Yang telah memberi kita udara agar kita bisa bernafas dan menghirupnya?
Yang memberi kita kaki untuk kita menjelajahinya? (yang mampu)
Yang memberi kita tangan untuk meraih dan menuliskannya?
Yang memberi kita telinga agar mampu menyimak yang baik-baik....

Yang memberi kita otak agar kita mampu berfikir ..
untuk apa kita dihidupkan? Sedang apa kita di Dunia ini?
Dan hendak kemana kita kembali?
Yang memberi kita segumpal daging yang punya rasa
agar kita saling mengasihi bukan saling menjelekkan...
Agar kita saling menyayangi bukan saling menyakiti....
Agar kita saling mencintai , bukan saling membenci...
Agar kita saluing menasihati, bukan saling memojokkan..
Agar kita saling mengajari, bukan saling menjatuhkan...
Agar kita saling menuntun, bukan saluing menjerumuskan...
Agar kita saling asuh, bukan saling menjauh...

 Sudut tafakur
Siti Fatimah
231113
1

RINDU BUNDA Oleh Nur Adinda

Hiks, bunda…dimana bunda?
Aku telah bangun dari tidur, rasanya lelah sekali.
Seharian kita berjalan-jalan bersama ayah,
Begitu indah, tapi

Tiba-tiba genggaman tanganmu terlepas dariku,
Terdengar suara bising,membuatku lupa
Apakah engkau meninggalkanku bunda?
Aku disini bunda

Aku sudah bangun, ternyata aku bermimpi!
Aku terbangun bersama orang-orang yang tak ku kenal,
Mereka lelap sekali bunda.
Bunda, dimana engkau?

Kenapa engkau tidak melihatku disini,
Aku disini bersama mereka,
Aku takut sendirian,
Aku kedinginan,
Aku lapar dan haus,
Aku mencarimu bunda,
Dimana engkau?

Ohhh….
Bunda ternyata engkau mencariku.
Bundaaaaaaa!!
Bunda kenapa diam,
Tak terdengarkan jeritku memanggilmu?
Bunda?

Apa itu bunda? Oh, engkau menangis..
Mengapa engkau menangis?
Baru kali ini melihatmu menangis,
Engkau selalu tertawa bersamaku,
Meski aku nakal,
Meski aku rewel,
Tetap ceria.

Bunda, jarimu gemetar
Aku menggenggam tanganmu,
Hangat bunda,
Tapi mengapa engkau menatap kaku?
Siapakah itu?
Ya Tuhan, bunda menemukanku!

Bunda,
Jangan menangis,
Jangan bersedih,
Lihat! 

Lihatlah senyumku!

Bunda aku tersenyum,
Untukmu...
Dalam cintamu,
aku ingin menjadi payungmu,
menunggumu disini,
di batas waktu nanti.

Senyumlah bunda,
Aku kan pergi dengan mereka,
Meski mereka bukan orang tuaku.

Titip rindu untuk ayah.....


Sudut rindu pada bunda Siti Fatimah
Nur Adinda
6 November 2013

NILAILAH AKU Oleh n Nur Adinda

بِسْـــــــــــــــــــمِ اَللّÙ‡ُ ارَّØ­ْÙ…َÙ†ِ ارَّØ­ِÙŠ

Yaa, Allaah
Nilailah aku dalam kefakiranku..., 
Dalam kedhoifanku...
Nilai aku yang dzanbi ini...

Ku hanya Ingin Kau dalam Kesendirianku..
Kurindu Kau dalam Kesepianku...
Kupilih Kau di antara mereka yang menyayangi dan mencintaiku...

Mendera tangis ini ketika Kau abaikan...


Yaa, Allaah...
Tersingkapnya pelataran Singgasana-Mu...
Menjadi satu pinta tempatku...
Agar ku bisa Menyempurnakan Sembahku pada-Mu...

Ketika tabir mulai terbuka... dari segala Kekuasaan-Mu,..

Pintaku,
Yaa Allaah...
Jadikan aku tumpahan Rahmat-Mu...ketika kuhidup dan mati..,
Jadikan aku dalam sepiku Menjadi Kawan-Mu...
Jadikan aku dalam Petunjuk-Mu ketika Ku tersesat...
Jadikan aku dalam karunia-Mu menjadi Kekasih-Mu...


Yaa, Allaah
Aku dan Pintaku...
Berserah Haraf PADA-MU


Allahu Robbii


Saat itu .....
Saat yang telah berlalu
Merambah Ramah Indah Dunia...
Menyusur Sunyi Relung Hati...
Dan Aku pun MASIH dalam Pencarianku...



Allaahu Rabbii...
Saat Ini..............
Saat yang sedang berlangsung
Bertanya Dalam Hati. Penuh Keraguan...
Akankah Diri masih Berpijak Kaki...
Esok Cerah yang Masih kunanti



Allaahu Rabbii.
Saat Nanti...
...............Saat yang akan datang
Beribu Ragu Resah Mendayu...
Berjuta Tanya Mulai terasa...
Akankah hidup masih menyapa akan hadirku...



Allaahu, Rabbii...
Kapankah saat itu akan datang...?
Masihkah Jiwa Ini akan Menikmati Kecup Lembut Halus-Mu...?
Dalam Hidupku Menanti Kematian...
Tak Tau kapan Ajal Menjelang...



Allaahu Rabbii...
Ketika Hidup Menanti Mati Dan Ketika Mati Menjelang Menyapa Hidup...
Satu Pinta Menyata Haraf...
Jadikanlah diri ini dalam Naungan-Mu,ketika ku harus Menjalaninya...


Sudut sunyi dalam penantian
NAP
031113


AKH, KAU !!! Oleh Siti Fatimah

Akh, kau !!!!

Kau angkat aku....
Tinggiiiiiiiiiiiii sekali....
Hingga dapat kuraih awan nan biru....
Kupetik bintang nan cantik .....
Kugenggam rembulan dalam dekapan.....

Lalu.....
Tanpa belas kasih.....
Kau lemparkan aku ke jurang tercuram....
Hingga tubuhku hancur luluh....
Tulangku remuk tak berbentuk....
Jubahku bersimbah darah....

Kau...
Pergi dan berlari...
Menepi dari Dunia ini...
Dan tak kembali... .

Sudut sunyiku
S.F.
281013

JIWA yang ASIF dan HANIF Oleh Siti Fatimah

Duhai jiwa yang asif dan hanif...
Di tiap helai getar yang engkau kirim...
Selalu menembus kokoh dinding rasaku...
Yang telah hilang sekian lama...
Menembus jauh ke tiap saraf jantungku...

Wahai yang arif dan selalu kasih...
Hijab ini senantiasa kupakai...
Sebagai seorang muslimah...dan..
Sebagai mahkota terindah...serta...
Sebagai pelindung dari mara sang jahil...juga..
Sebagai pusaka lindung...
Gemerlap cahaya ruh kasih-Mu...

Kadang....
Dalam diam kukesan gerak...
Dalam gerak kugenang diam...
Menebar pusaran syahdu...
Di permukaan luas kasih-Mu...
Memaut damai di tepian hati...
Hingga berbutir embun tiris...dan...
Menggenang di palung jiwa...
Untuk-Mu yang senantiasa kurindu...


Sudut sunyi
S.F.

SENANDUNG SENJAKU yang TIADA LETIH

Senandungku terus berkidung tanpa letih...
Lantunan pujian indah tersampaikan untuk-NYA...
Khidmat. terasa lirih dalam bejana rasa syukur...
Mengukir kaligrafi bathin... Di kedalaman relung hati...

Senandung cintaku untuk-NYA Rabbul ‘Ijati
Menetapkan...
Iman yang terpatri dalam sanubari...
Berziarah ke hati...
Yang sempat kelam membatu...
Mencoba menjamah bathin dalam hikayat hidup...

Bait senandungku...
Penuh runtuhan air mata...
Menyemburatkan kedamaian...

Kasih sayang-NYA...
Berusaha memantulkan pesona elegi di jiwa...
Menggapai dan mendaki titian Magfiroh-NYA...
Seraya tawadhu bertasbih... Dalam sinar kasih-NYA...

Bulir di pojok mataku...
Kian menetes tak tertahan
Mencairkan kerisauan hati kan...

Dengan risalah-Nya...
Membeningkan kerinduan... Yang mengkristal di jiwa...

Detak jantungku...
Menderap kencang...
Menyiratkan seulas keresahan...
Yang mendalam...
Karena ku tau...
Sampai jantungku tak lagi berdetak...
Ku tak akan mampu...
Menyempurnakan cintaku pada-Nya

Dalam sisa-sisa karunia usia...
Yang semakin senja...
Berhasrat tuk terus...
Kusenandungkan cintaku untuk-Nya...
Bagai irama hidup...
Menggetarkan relung jiwa...
Hingga kumampu memetik...
Setangkai bunga Cinta-Nya...

Sudut Sunyiku
S.F.
270913

MASIH TERUS MENCARI Oleh Siti Fatimah

Aku menepi di sudut sunyi...
Mencoba merangkai yang masih ada...
Dalam alunan jiwa tanpa suara..,.
Mengharap sebuah harapan akan menghampiri lagi...

Aku mencari???
Dimana mawar???
Dimana melati???
Dimana teratai???
Kini...Indahnya tak lagi menjelma

Aku mencari....
Siapa mentari???
Siapa bintang???
Siapa malaikat kecil???
Yang akan menberi cahaya pada sudut sepiku lagi

kapalku tlah karam pada samudra tak bertepi...
Penjuru tak lagi tampak...
Yang ada hanya fatamorgana hidup...

Bayang-bayang masa lalu menjadi hidup...
Segala kekhawatiran akan masa depan...
Menyelimuti perjalanan...liwati samudra hidup...
Mengiringiku menuju sudut-sudut sepi penuh keraguan...

Andai hidup bagai roda...
Kuingin berputar kembali ke titik awal..tapi...
Ini hidup di Dunia pana...
Tak ada kata MENUNGGU...
Tuk sesuatu yang telah dan akan berlaku...

Sudur sunyiku..
M.B.
161013

Bunga Kuning Tanda Cemburu Oleh Siti Fatimah

Kukirimkan bunga berwarna kuning ini
Sebagai tanda rinduku...
Yang didera cemburu...
Cemburu pada-Mu yang tak lagi menemuiku..

Saat malam terjelang
Sekilas bayang datang bertandang...
Berselempang kasih dan sayang...
Dengan senyum mengembang...
Namun segera menghilang...
Di kesunyian yang kian merenggang...

Ku merindu-Mu...
Yang dulu sering bertamu..
Dengan wajah sendu...
Bersama lantunan yang mendayu..
Menyelusup pada relung qalbu.. Dan kian shahdu...
Tika tiada lagi ragu menghantu di balik teruk...

Di sini ku senantiasa merindu-Mu


Sudut sunyi
S.F
51113


HARAPAN HAMPA Oleh Siti Fatimah

Harapan tinggal harapan..
Saat rasa tak lagi berasa...
Sungguh,Tiada yang bisa dipertahankan..
Smua sudah jadi ketetapan...
Maka...
Tak mungkin tiada bercerai...
Manakala sudah hilang pikat...
Yang mampu mengikat erat...
Jerat pun tinggal serat-serat...
Yang tercecer dalam sekat-sekat...

Biarlah jarak pisahkan dua sisi
Yang saling bertolak ingin...
Toh smua tiada yang tak mungkin...
Bila Dia kenankan hendak...

Seiyanya, Hakikat pertemuan...
Hanya untuk tau rasa saat perpisahan...

Sudut temaram
S.F.
101113

SENANDUNG LANGIT Oleh Siti Fatimah

SENANDUNG LANGIT

MENGALUN MERDU SUARAMU...
TEREMBUS ANGIN MENDAYU-DAYU...
BERIRAMA LEMBUTKAN QALBU...
MENITI TIAP GERAK WAKTU

TERKADANG NAFSU MERAYU...
MENGHENTAK-HENTAK...
MENYAMBAR-NYAMBAR...
MENERJANG HINGGA TERKAPAR....

MENANGIS BUMI...
AIR MATANYA MEMBANJIRI HATI....
RASA PILU TERSAYAT SEMBILU...
NAMUN LANGIT TETAP BERSENANDUNG...
SUARANYA NENGHENTAK-HENTAK...
DAN DI DALAM SINI MASIH TRASA SENTAKANNYA...
MELULUHLANTAKKAN....



SUDUT SUNYIKU
FAT
261113

SATU HATI , SATU JIWA Oleh NA SF

SATU HATI SATU JIWA
Duh betapa susah orang yang tak satu hati..
Lebih-lebih jika tak punya Jiwa yang tak satu hati..
Pudar hati lepaskan jiwa tanpa arti...
Seolah hidup tidak berarti...

Keluhuran budi pekerti sangat teguh dan sepenuh hati...
Aktif dan tak Mati ...
Satukan hati Setia berpadu...
Satu akal dengan satu hati...
Itulah satunya hati dalam jiwa insani...

Betapa Hidup, iman yang satu hati dengan iIahi...
Ditenteramkan hatinya bersatu padu...
Jiwa dan hatinya Sangat seti...
Hatinya memuji Sang Ilahi..
Akal pun tak pernah lalai...
Mendengar apa kata hati....

Diikat sangat kuat janji ilahi dalam hati...
Agar hati dalam jiwa tak lupa Diri...
MenJaga hati adalah bukti insan berbudi pekerti...
Malaikat pun senyum berseri...
Turut menemani...

Takdir ilahi menghendaki ketulusan hati...
Dengan cinta sejati.. kemana pun pergi...
Hati tak pernah lupakan Ilahi Robbi...
Dipuji dan diimani tanpa Henti dalam hati...
Dengan keluhuran hati...
Iman pun tak pernah mati, bahkan abadi!!!

Satu hati dalam jiwa...
Tak pernah mengingkari...
Janji kepada diri dan Ilahi Robbi...
Bersemayam dalam hati Sang Zat Ilahi...
Tuk menemani diri...
Selayaknya tiada dua...
Antara hati dan Ilahi Robbi...

Sudut galau
S.F.
031213