Rabu, 29 Januari 2014

WRISAN TUNA WISMA Oleh Bang Ipoy

ang Ipoy
 
Linangan pori ini bukan lahir karena mauku
Namun warna sebuah tuntutan bodoh längkahku
Pada rapuh Kau suguhkan gundah Selangit hamparan kelam
Hinggku terhempas dalam kasta manusia debu
Yang merdeka akan waktu
Dalam bingar bebas kerlip lampu pengatur laju
Sebagai penyandar dahaga,busung laparku

Ooh\, Ibu...
Dimanakh tempat lahirku ..
Ooh, anaku...
Tanyakanlah lampu merah, nak...
Itu ayahmu...pilihlah warnanya salah satu..
Dan ini debu jalan warismu, nak!!


Sudut sunyi seorang tuna wisma

AIR BAH Oleh Bang Ipoy

Mentari resah termangu
Awan pekat memunggungi
Hingga sendawa sinis di atap gelap
Murka dengan kilau menyambar altar  

Melantakan pijak kami
Dengan kibasan gemuruh porakkan sandar
Menyapu tawa penghuni
Dengan hamparan bah d ipelataran negri


Oh jelas gurat renta jasad pertiwi
Memangku pnuh kasih
Meamndu kami membasuh
Gumpal dosa petinggi negri
Sampai dayuh berkumandang di ufuk surau\

\


Saudut sunyi Bang Ipoy

21 Januari  2014

Kamis, 16 Januari 2014

DAHSYATNYA ALAM MASYAR

DAHSYATNYA PADANG MAHSYAR (1)
==============================
Kami ingin menukil data-data dari kitab suci Al-Quranul Karim dan hadits-hadits Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para ulama shalihin Ahlussunnah wal Jama`ah, tentang sebagian kecil dari dahsyatnya padang mahsyar dan siksaan neraka yang merupakan wujud nyata dari kemurkaan Allah SWT kepada orang-orang yang durhaka dan menentang ajaran Rasul-Nya. Kami mulai dari Alam Barzah(alam kubur) yang mana setiap orang dipastikan akan mengalaminya.


Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 67, bahwa orang yang meninggal dunia ruhnya masih tetap hidup, ada yang bahagia dan ada yang tersiksa sesuai amal perbuatannya masing-masing, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya alam kubur adakalanya menjadi taman dari taman surga dan adakalanya menjadi jurang dari siksa neraka”.

Dalam kitab Ihya `Ulumuddin, lil Imam Hujjatul Islam, Abu Hamid Al Ghazali, juz 4/478 diterangkan bahwa:
”Orang yang berbahagia dialam kubur, akan lebih berbahagia lagi pada saat ditunjukkan tempat tinggalnya nanti di surga dan orang-orang yang tersiksa dialam kubur akan lebih tersiksa lagi pada saat ditunjukkan tempat tinggalnya di neraka”.

Sesungguhnya kebanyakan siksa kubur karena tiga perkara, yaitu :Ghibbah (membicarakan keburukan orang lain), Namimah (Mengadu Domba) dan kurang bersih dalm membersihkan kencing.
Nabi SAW selalu memperbanyak memohon perlindungan dari siksa kubur dan beliau SAW menganjurkan dibaca dalam doa setelah bacaan tasyahud setelah shalat dan pada bacaan pagi dan petang karena adzab kubur dan kenikmatannya merupakan perkara yang nyata. Kenikmatan dalam kubur diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah SWT, sedangkan siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang kafir, munafik dan suka berbuat maksiat, masing-masing dari kedua golongan iniberbeda-beda dalam mendapatkan kenikmatan dan sikasa sesuai tingkatan amal perbuatan mereka didunia, baik itu perbuatan yang membuahkan pahala dan kenikmatan atau yang membuahkan hukuman dan siksaan.
Diantara perkara yang Allah jadikan perisai dan manfaat bagi seorang mayit dalam kubur adalah berdoa untuknya, memohon ampun dan bersedekah atasnya. Nabi SAW bersabda : kalau bukan karena orang-orang yang masih hidup, pasti celakalah orang-orang yang telah mati. Karena orang-orang yang telah meninggal dunia mendapat kiriman doa, istighfar dan permohonan rahmat untuk mereka dari orang yang masih hidup.
Hadiah yang paling besar berkah dan manfaatnya untuk orang mati adalah bacaan Al Qur`an yang dihadiahkan pahalanya kepada mereka. Hal semacam ini telah dilakukan oleh umat islam berabad-abad yang lalu dan di berbagai tempat, para ulama salaf dan khalaf telah menganjurkan dan ada beberapa hadits yang menyebutkannya. Oleh karena itu janganlah lupa mendoakan, membacakan istighfar dan bersedekah untuk orang yang telah meninggal hingga kelak setelah ia mati ia tidak akan dilupakan oleh orang-orang setelahnya dan menjadi seperti orang-orang yang sebelumnya, karena orang yang mengingat ia akan diingat dan yang melupakan akan dilupakan, perbuatan baik bagaikan hutang dan Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Ketahuilah, bahwa berziarah kubur merupakan perkara yang dianjurkan dan Rasulullah SAW telah mengizinkan setelah sebelumnya beliau SAW melarang hal ini, Nabi SAW bersabda :
“Ziarahlah kubur, karena ia dapat mengingatkan akan kematian”.
Nabi SAW bersabda :
“ Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah, karena sesungguhnya ia dapat menimbulkan rasa zuhud sisunia dan mengingatkan kalian pada akhirat”.
Nabi SAW bersabda:
“Tak seorangpun yang menziarahi kubur saudaranya dan duduk didekatnya melainkan ia akan merasa senang kepadanya dan ruhnya dikembalikan kepadanya sampai orang itu bangun dari tempat itu”.
Nabi SAW bersabda:
“Yang paling menyenangkan mayit dalm kuburnya adalah bila ia dikunjungi oleh orang yang ia cintai semasa hidupnya”.

sumber:http://ahlulkisa.com/dahsyatnya-padang-mahsyar-1.html
--------------------------------

DAHSYATNYA PADANG MAHSYAR (2)
==============================
Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 67, bahwa orang yang meninggal dunia ruhnya masih tetap hidup, ada yang bahagia dan ada yang tersiksa sesuai amal perbuatannya masing-masing, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya alam kubur adakalanya menjadi taman dari taman surga dan adakalanya menjadi jurang dari siksa neraka”.
Begitulah keadaan mereka sampai hari kiamat nanti, yaitu pada saat Allah SWT memerintahkan malaikat Israfil as meniup terompetnya yang pertama kali.

Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 76:

”Pada saat malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang pertama kali, maka setiap makhluk hidup dialam semesta mati saat itu juga, baik yang berwujud ruh atau yang berupa jasad, dilangit dan dibumi, kecuali dari sebagian malaikat yaitu: malikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan malaikat `Izrail as. Kemudian Allah SWT menghendaki kematian bagi mereka semua, sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Quranul Karim Lil Imam Ibnu Katsir (3/283) dan kitab Tanbihul Ghafilin (hal. 17), bahwa malaikat maut (`Izrail as), menghadap Allah SWT dan berkata:

”Ya Allah, sesungguhnya semua penghuni langit dan bumi sudah mati semua tak tersisa kecuali sebagian malaikat yang Engkau kehendaki”.

Kemudian Allah SWT berfirman:

”Wahai `Izrail, siapa saja yang masih hidup”.

Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.

Malaikat `Izrail as menjawab: ”Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal abadi, malaikat pembawa Arsy, malaikat Jibril as, malaikat Mikail as, malaikat Israfil as dan aku sendiri”.

Kemudaian Allah SWT berfirman:

”Wahai `Izrail, cabutlah nyawa malaikat Jibril, malaikat Mikail dan malaikat Israfil”.

Dengan penuh takjub para malaikat pembawa Arsy berkata:

”Ya Allah, apakah Engkau kehendaki juga kematian untuk malaikat Jibril, malaikat Mikail dan malaikat Israfil”.

Seketika Allah SWT berfirman:

”Diamlah kalian wahai para malaikat pembawa Arsy, sesungguhnya telah Aku tetapkan kematian sejak zaman azali bagi seluruh makhluk dibawah Arsy-Ku”.

Seketika malaikat Izrailpun mencabut nyawa mereka. Kemudian Allah SWT berfirman:

”Wahai Izrail, siapa saja yang masih hidup?”.

Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.

Malaikat Izrail as menjawab:

”Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal Abadi, para malaikat pembawa Arsy dan aku sendiri”.

Kemudian Allah SWT berfirman:

“Wahai Izrail, cabutlah nyawa para malaikat pembawa Arsy”.

Seketika malaikat Izrail pun melaksanakannya.

Kemudian Allah SWT berfirman:

“Wahai Izrail, sekarang siapa yang masih hidup?’.

Sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.

Malaikat Izrail as menjawab:

“Ya Allah, sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha Hidup kekal Abadi dan aku sendiri hamba-Mu yang lemah ini”.

Kemudian Allah SWT berfirman:

“Wahai Izrail, bukankah kamu telah mengetahui Firman-Ku, bahwa semua makhluk hidup pasti akan merasakan kematian dan kamu juga sebagian dari makhluk ciptaan-Ku, sesungguhnya Aku ciptakan kamu untuk melaksanakan tugasmu (mencabut nyawa), maka aku perintahkan kamu untuk mencabut nyawamu sendiri saat ini juga”.

Maka malaikat Izrail pun melaksanakan perintah Allah SWT mencabut nyawanya sendiri dengan merasakan kepedihan yang sangat menyakitkan hingga berkata: “Seandainya aku tahu beginilah sakit dan pedihnya kematian, niscaya aku akan lebih lemah lembut mencabut nyawa orang-orang yang beriman”.

Setelah semua makhluk mati tak tersisa, sebagaiman awal mulanya yang awal hanyalah Allah SWT, Dzat yang Maha Awal, Maha Kekal Abadi Selamanya, maka Allah SWT berfirman:

“”Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (Q.S. Ghafir-16)

Kemudian Allah SWT menciptakan padang mahsyar dari hamparan logam yang rata dan sangat luas sekali, mencukupi seluruh penghuni mahsyar dari binatang, manusia, jin, setan, malaikat dan lain sebagainya.

Diriwayatkan dalam kitab “Sabilul Iddikar” Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib `Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra halaman 84: bahwa Allah SWT menyebarkan bibit-bibit makhluk dipadang mahsyar, kemudian menurunkan sel-sel kehidupan kepada mereka dan menurunkan hujan selama 40 hari, sehingga padang mahsyar dipenuhi dengan air setinggi 12 hasta (kurang lebih enem meter) dan kemudian Allah menumbuhkan jasad-jasad mereka seperti tumbuhnya sayur-sayuran, sehingga tumbuh jasad mereka dengan sempurna. Kemudian Allah SWT menghidupkan empat malaikat pembawa Arsy dan menambahnya menjadi delapan dan menghidupkan malaikat Jibril as, malaikat Mikail as dan malaikat Israfil as. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada malaikat Israfil as untuk mengambil terompetnya dan Allah SWT menaruh para arwah didalam terompet tersebut untuk menghidupkannya. Kemudian Allah SWT berfirman kepada malaikat Israfil as :

“Wahai malaikat Israfil, tiuplah terompet dengan tiupan kebangkitan”.

Maka malaikat Israfil as meniup terompetnya, seketika keluarlah para arwah bagaikan lebah memenuhi angkasa, arwah orang mu`min putih bercahaya gemerlapan dan arwah orang kafir hitam pekat. Jarak antara tiupan terompet yang pertama dan yang kedua adalah 40 tahun.

Kemudian Allah SWT berfirman:

“Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, kembalilah wahai setiap ruh kepada jasadnya masing-masing”.

Seketika setiap ruh masuk kejasadnya masing-masing melalui hidung dan menyebar keseluruh jasadnya, para manusia dibangkitkan oleh Allah SWT dalam umur yang sama yaitu tiga puluh tiga tahun dan sesungguhnya yang pertama kali bangkit adalah BAGINDA RASULULLAH SAW.

Wallahu A`lam..

sumber:http://ahlulkisa.com/dahsyatnya-padang-mahsyar-2.html

AKU MENGENAL-MU Oleh Siti Fatimah

Aku mengenal–Mu...
dan melihat–Mu...
(Apakah Kau tersenyum melihat tingkahku

 yang lucu bersimpuh begini?)
Jangan memandangku begitu,...
Betapa pun...
Jangan palingkan wajah-Mu
Betapa pun......
Betapa pun telah Kau saksikan...
Polah-tingkahku selama ini...
Di tengah galau kehidupan...
Seperti mainan gangsing...
Yang Kau putar-putar...
(Apa yang Kau maksud
dengan mendiam-diamkan begitu?)
Apakah jelas Kau lihat
dosa-dosaku?
Ah, engkau diam saja)
Betapa pun jangan Kau palingkan wajah-Mu...
Betapa pun kusandang dosa-dosaku...
Dan dengan rasa malu....
Aku datang menghadap-Mu
Tapi pandang-Mu...
jangan begitu....

Sudut Sunyi
S F.
150114

Rabu, 08 Januari 2014

Kenangan Akanmu Oleh Siti Fatimah / Mutiara Bening

Tertunduk siangku di antara penumpang bis..
Merasakan suka di dada..
Manisnya cumbu...
Dalam angan bisu...

Berbisik angin merayu liwat celah jendela...
Membawa awan nan hangat...
Mendekap senyap seirama lelap...
Melaju bis berlalu,..
Tanpa sempat kata menyapa..
Tanpa ucap sempat terserap...
Pesan rindu yang kudamba

Walau panas deras memeras..
Menggigit-gigit kulit yang tipis...
Ada gigil berirama rebana,.. Lalu yang menggenang jatuh...

Senyum Mengukir malam panjang
Rembulan kan tetap senyum...
Menghias dikelam hitam
Penuh kerelaan
Demi sayapmu jelajah awan...

Sudut rindu
SF
070113

TERSEMBUNYI Oleh Gita Rasa Bianglala Almh

Tak terhitung berapa banyak ucap tak berucap
Tak terhingga banyak makna berlapis -lapis tadah meringis
Selintas senyum ternyata tangis

Bercucur air mata ternyata tawa tak disekap
Mengusap dgn ujar-ujar yang kalap
Di mana pengendali menyuap tersedak

Tak mampu membasuh seluas samudera berkumur
Lunglai Serasa sangat dekat dengan kubur

Memetik yang tak layak petik tuk disimak
Membuat bibir manis bergerak tak layak berkoar

Hela nafas lega memanjang
Hirup ringan tak layak dipikirkan

Menanti Waktu Oleh Gita Rasa Bianglala almh

Pagi buta, ungkapan selaksa kata
Menangkap benak ngiang suara
melekat ingat tak lalai lupa

Tak kasak kusuk mencari
Tenang menanti waktu meniti
Dinanti datang ternanti

Tidurlah tidur mentari
Jika belum saatnya bangun pekat menyelimuti
Gelap langit awan putih bersembunyi
Menanti kicau burung menanda jasad berdiri


Sudut sunyi
Gita Rasa Bianglalala ( meninggal 070114)
161213

Sabtu, 04 Januari 2014

AWAL dari KESUKSESAN HIDUP ABADI Oleh Mutiara B ening

Assalamu'alaikum:Wr'Wb______

Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta
Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu
Cinta digenggam walau apapun terjadi
Tatkala terputus, ia sambung seperti mula
Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga
Menikmati pertemuan indah dan abadi
Tapi tak jarang bertemu neraka
Dalam pertarungan yang tiada berpantai

Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk semua itu

Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusian-Mu,
Andai Kau usir aku dari pintu-Mu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu

Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku pada-Nya
Ya Allah, jika aku menyembah-Mu
karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembah-Mu
karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu
Yang abadi padaku

Alangkah buruknya,
Orang yang menyembah Allah
Lantaran mengharap surga
Dan ingin diselamatkan dari api neraka
Seandainya surga dan neraka tak ada
Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?
Aku menyembah Allah
Lantaran mengharap ridha-Nya
Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya
Sudah cukup menggerakkan hatiku
Untuk menyembah-Mu

Sulit menjelaskan apa hakikat cinta
Ia kerinduan dari gambaran perasaan
Hanya orang
Yang merasakan dan mengetahui
Bagaimana mungkin
Engkau dapat menggambarkan
Sesuatu yang engkau sendiri bagai hilang
dari hadapan-Nya, walau ujudmu
Masih ada karena hatimu gembira yang
Membuat lidahmu kelu

Andai cintaku
Di sisimu sesuai dengan apa
Yang kulihat dalam mimpi
Berarti umurku telah terlewati
Tanpa sedikit pun memberi makna

Tuhan, semua yang aku dengar
di alam raya ini, dari ciptaan-Mu
Kicauan burung, desiran dedaunan
Gemericik air pancuran
Senandung burung tekukur
Sepoian angin, gelegar guruh
Dan kilat yang berkejaran
Kini
Aku pahami sebagai pertanda
Atas keagungan-Mu
Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu
Dan
Sebagai kabar berita bagi manusia
Bahwa tak satu pun ada
Yang menandingi dan menyekutui-Mu

Bekalku memang masih sedikit
Sedang aku belum melihat tujuanku
Apakah aku meratapi nasibku
Karena bekalku yang masih kurang
Atau karena jauh di jalan yang ‘kan kutempuh
Apakah Engkau akan membakarku
O, tujuan hidupku
Di mana lagi tumpuan harapanku pada-Mu
Kepada siapa lagi aku mengadu?

Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa dengan-Mu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakan
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki

Ya Tuhan, lenganku telah patah
Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala
yang telah menimpaku
Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar
Namun aku masih bertanya-tanya
Dan mencari-cari jawabannya
Apakah Engkau ridha akan aku
Ya, Ya Allah
O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku

Ya Allah
Aku berlindung pada Engkau
Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau
Dan dari setiap hambatan
Yang akan menghalangi Engkau
Dari aku

Ya Illahi Rabbi
Malam telah berlalu
Dan siang datang menghampiri
Oh andaikan malam selalu datang
Tentu aku akan bahagia
Demi keagungan-Mu
Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu
Aku akan tetap menanti di depannya
Karena hatiku telah terpaut pada-Mu

Tuhanku
Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
Keikhlasan mencintai-Mu
Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
Selain berdzikir kepada-Mu...... Wassalamu'alaikum:Wr'Wb______/\_____/\_____/\______
 


Nur Adinda
040114