Aku diberitahu tentang sebuah masjid, yang tiang-tiangnya dari
pepohonan di hutan, fondasinya batu karang dan pualam pilihan sebagai lantainya. Atapnya
menjulang tempat bersangkutnya awan dan kubahnya tembus pandang,
berkilauan digosok topan kutub utara dan selatan. Aku rindu dan
mengembara mencarinya.
Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya
yang transparan, dihiasi dengan ukiran kaligrafi Qur’an dengan warna
platina dan keemasan bentuk daun-daunan sangat teratur, serta sarang
lebah demikian geometriknya ranting dan tunas berjalin bergaris-garis
gambar putaran angin...
Aku rindu dan mengembara mencarinya.
Aku
diberitahu tentang sebuah masjid yang menara-menaranya menyentuh lapisan
ozon dan menyeru azan tak habis-habisnya membuat lingkaran mengikat
pinggang dunia, kemudian nadanya yang lepas-lepas disulam malaikat jadi
renda benang emas yang memperindah ratusan juta sajadah di setiap rumah
tempatnya singgah..Aku rindu dan mengembara mencarinya....
Aku
diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya d imana bila waktu adzan Dhuhur, engkau masuk kedalamnya, engkau akan berjalan sampai waktu Ashar. Tak'
kan capai saf pertama. sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu,
bershalatlah di mana saja di lantai masjid ini yang Luas luar biasa... Aku
rindu dan mengembara mencarinya...
Aku diberitahu tentang ruangan
d isisi mihrabnya yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya dan
orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya, di bawah gantungan
lampu-lampu kristal terbuat dari berlian yang menyimpan cahaya
matahari. Kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan ke susunan
syaraf pusat manusia dan jadi ilmu berguna di sebuah pustaka yang
bukunya berjuta-juta terletak di sebelah menyebelah masjid kita. Aku rindu
dan mengembara mencarinya...
Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang beranda dan ruang dalamnya tempat orang-orang bersila bersama dan
bermusyawarah tentang Dunia dengan hati terbuka dan pendapat bisa
berlainan namun tanpa pertikaian dan kalaupun ada pertikaian bisalah
diuraikan dalam simpul persaudaraan sejati dalam hangat sajadah yang itu
juga terbentang di sebuah masjid yang sama.Tumpas aku dalam rindu.
Mengembara mencarinya.. Dimanakah dia gerangan letaknya?
Pada suatu
hari aku mengikuti matahari ketika dipuncak tergelincir sempat lewat
seperempat kwadran turun ke barat dan terdengar merdunya adzan di
pegunungan, dan akupun melayangkan pandangan mencari masjid itu ke kiri
dan ke kanan.. Ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan, dia
berkata, “Inilah dia masjid yang dalam pencarian,Tuan.” Dia menunjuk tanah
ladang itu dan di atas lahan pertanian dia bentangkan secarik tikar
pandan kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran airnya bening dan
dingin mengalir dan beraturan, dan tanpa kata dia, berwudlu duluan. Akupun di
bawah air itu menampungkan tangan, ketika kuusap mukaku, kali ketiga
secara perlahan, hangat air yang terasa bukan dingin... Kiranya demikianlah
air pancuran bercampur dengan air mataku yang bercucuran.........
Putri Nur Adinda
Pontianak, 08 Juli 2013 pk.11.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar