Di mana saat tatapan benar benar menatap
Inikah tatapan yang ku terima
Dan bukan ini yang ku pinta
Dan bukan ruang tak berpenghuni yang tersaji
Tapi itulah langkah
Bukan khayalan yang kusajikan tetapi rasa atas karunia
Masihku di dinding malam
Berpayung rayuan malam
Denting waktu berdetak menunggu jiwa kiwa mendegup kencang
Walau kadang rasa malu takutpun berburu dan berpacu
Selalu menghantuiku
Yah..
Masih tentangmu
Setakir aksara guritanmu ku tunggu
Menaksir sebuah makna misterimu
Yang selalu membuncahkan arti kata
Yah..
Dirimu..
Bukan ia bukan tentangnya..
Sang malam pun menanti bertemani kulhuk bersua
Lugu bercumbu pada sebuah pohon zyur
Tempatku bersandar dititian mlam
Kutunggu jawabmu
Dariku..( GI )
—Inikah tatapan yang ku terima
Dan bukan ini yang ku pinta
Dan bukan ruang tak berpenghuni yang tersaji
Tapi itulah langkah
Bukan khayalan yang kusajikan tetapi rasa atas karunia
Masihku di dinding malam
Berpayung rayuan malam
Denting waktu berdetak menunggu jiwa kiwa mendegup kencang
Walau kadang rasa malu takutpun berburu dan berpacu
Selalu menghantuiku
Yah..
Masih tentangmu
Setakir aksara guritanmu ku tunggu
Menaksir sebuah makna misterimu
Yang selalu membuncahkan arti kata
Yah..
Dirimu..
Bukan ia bukan tentangnya..
Sang malam pun menanti bertemani kulhuk bersua
Lugu bercumbu pada sebuah pohon zyur
Tempatku bersandar dititian mlam
Kutunggu jawabmu
Dariku..( GI )
Genta Ilusi
Surabaya,040313
Tidak ada komentar:
Posting Komentar