Saat ini aku adalah sajak tak
bermakna
terdiam di hadapmu menjelang
purnama
menanti seuntai kata manis dari
sudut hatimu
agar kau tahan aku agar tak
menjauh
Saat ini aku adalah biduk yang
mematung bisu
membeku di sudut korneamu
menanti sejengkal lengan dan
angin gunung
yang menarikku ke pelukmu
Saat ini aku adalah pesisir yang
terluka
membeku di balik hatimu yang
memerah
berharap sedikit kasih kau
sisakan
Saat ini aku adalah tatap yang
meratap
lekat ke arahmu bersama angin
pesisir
mengharap sepucuk pesan
terkirim
kepada angin gunung
Namun kini
ketika akalku kembali sapa kau
kau lah jejak yang tertinggal dan
membekas di pesisir
tak mampu kuhapus tiap jengkal
ingatan tentangmu
entah berapa juta kerinduan yang
masih terus tersedia
Aku hanya mampu diam
tersudut di ujung pikiranmu,
terpenjara di korneamu
terkungkung dalam buai pesisir
diawal Oktober.
_____________________________
(Kertosono, 3 Oktober 2013)
By. [S] [A] [E]
bermakna
terdiam di hadapmu menjelang
purnama
menanti seuntai kata manis dari
sudut hatimu
agar kau tahan aku agar tak
menjauh
Saat ini aku adalah biduk yang
mematung bisu
membeku di sudut korneamu
menanti sejengkal lengan dan
angin gunung
yang menarikku ke pelukmu
Saat ini aku adalah pesisir yang
terluka
membeku di balik hatimu yang
memerah
berharap sedikit kasih kau
sisakan
Saat ini aku adalah tatap yang
meratap
lekat ke arahmu bersama angin
pesisir
mengharap sepucuk pesan
terkirim
kepada angin gunung
Namun kini
ketika akalku kembali sapa kau
kau lah jejak yang tertinggal dan
membekas di pesisir
tak mampu kuhapus tiap jengkal
ingatan tentangmu
entah berapa juta kerinduan yang
masih terus tersedia
Aku hanya mampu diam
tersudut di ujung pikiranmu,
terpenjara di korneamu
terkungkung dalam buai pesisir
diawal Oktober.
_____________________________
(Kertosono, 3 Oktober 2013)
By. [S] [A] [E]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar